Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perpisahan di Dermaga Aimere || Cerpen BD

(Sumber gambar: pngtree.com)


“Nanti kalau ketemu peluk kaya gini lagi ya sayang,” kata Ursula sambil melihat wajah kekasihnya. Ursula percaya bahwa pelukan itu merupakan ungkapan rindu paling dalam. Pelukan Ursula bukan tanpa sebuah alasan. Mereka telah merajut hubungan kira-kira tiga tahun, tetapi karena pekerjaan mereka harus LDR. Momen itu menjadi catatan tersendiri dalam kehidupan Ursula. Setelah sekian tahun hubungan hanya melalui HP kini lelaki itu benar-benar nyata di hadapannya.

Ia pun memeluknya tanpa ampun. Kekasihnya hanya tersenyum melihat tingkah manja Ursula. Sesekali ia mengecup kening gadis berdarah Manggarai itu. Wajah polos dengan rambut yang terurai ditambah dengan senja yang berangsur pergi mewarnai pertemuan sore itu. Kekasihnya berkata pada Ursula “Enu, didiklah aku seperti yang kau inginkan. Jadikanlah aku peria kedua setelah ayahmu, meski aku bukan cinta pertamamu,” kata kekasihnya sambil mengusap pipi Ursula.



Ursula yang mendengar kata-kata kekasihnya langsung tersipu malu. Sore itu mereka benar-benar menghabiskan waktu untuk bercerita. Mereka kembali bernostalgia dari pertemuan awal hingga mereka jadian. Terungkap bahwa mereka awal berkenalan melalui media Tik-tok. Pada Saat itu Ursula sedang live bersama teman-temannya di Puskesmas tempat ia bekerja. Pada saat yang sama, lelaki itu jatuh pada pandangan pertama.

Ia memberanikan diri untuk memberikan komentar pada livenya. Dari situ mereka bertukar nomor WhatsApp hingga jadian. Mereka belum pernah bertemu secara langsung. Kekasihnya bekerja di tanah Kalimantan sebagai kuli bangunan. Kebetulan ada urusan adat di kampungnya lelaki itu pun pulang sekalian bertemu dengan Ursula.

Mereka pun sering menghabiskan banyak waktu untuk mengelilingi kota Ruteng. Wajar sajak tinggal hitungan Minggu kekasihnya akan kembali ke Kalimantan dan Ursula harus menerima kenyataan untuk LDR lagi. Canda dan tawa menghiasi setiap pertemuan. Pelukan erat Ursula di atas motor metic merah pada saat mengelilingi kota Ruteng sebagai tanda hubungan mereka akan beranjak ke jenjang yang lebih serius.




“Kak, tolong jaga hati baik-baik di sana nanti. Ingat orang tua kita sudah mengetahui hubungan ini dan mereka sangat setuju,” kata Ursula sambil memeluk kekasih di atas motor. Kekasihnya dengan wajah senyum ia berkata kepada Ursula “Aman Enu. Soal itu, engkau jangan ragu lagi.”

Tibalah suatu momen yang tidak diinginkan Ursula yakni perpisahan dengan kekasihnya. Ursula menghatar kekasihnya itu sampai ke pelabuhan Aimere. Mereka menunggu penumpang yang turun dari kapal. Kekasihnya dengan iseng  meminjam HP Ursula dan pada saat yang sama Ursula masih asyik bercerita dengan mama-mama penjual kopi di pelabuhan. Kekasihnya mencoba membuka WA dari Ursula. Ia sangat kaget setelah melihat pesan WA dari seorang lelaki yang bernama Rinus.

Rupanya mereka pacaran sejak lama. Isi pesannya semua menjurus ke hal-hal pribadi. Kekasihnya itu tetap tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ia tidak mau merusak suasana. Sebelum kekasihnya itu masuk ke dalam kapal. Ia pun pamit kepada Ursula. Seketika itu juga air mata Ursula mengalir pada pipinya.


Di saat kekasihnya sudah berada dalam kapal dan mulai beranjak pergi, Ursula mengirim pesan “Kak, jalan baik-baik. Saya tetap menunggu kaka pulang.” Kira-kira lima menit, kekasihnya mengirim pesan balasan “Iya enu, terima kasih. Benar kata orang jangan terlalu percaya dengan kata-kata dan air mata wanita. Mereka menangis hanya untuk menutupi permainan yang sedang ia lakonkan.”

Setelah membaca itu Ursula langsung sadar bahwa kekasihnya itu sudah membuka HPnya. Ia pun dengan cepat mengirim pesan “Kaka, saya bisa jelaskan. Tolong dengar dulu,” balas Ursula. Lelaki itu tidak membalasnya. Perpisahan di Dermaga Aimere menjadi perpisahan untuk selama-lamanya.


Post a Comment for "Perpisahan di Dermaga Aimere || Cerpen BD"