Menunggu Versi Terbaik dari Tuhan || Cerpen Erlin Efrin
(Dokpri Erlin Efrin)
Kira-kira seperti itulah cinta manis di awal pahit di akhir.
Romantika-romantika awal kisah membawanya pada gelora rasa yang tak karuan. Bak
baru pertama kali jatuh cinta kata-kata manis darinya membuatnya jatuh pada
orang yang akhirnya menyakitinya. Barangkali seperti itulah cinta, jika
sepasang sejoli mampu menjaga kisah yang telah dipupuk bersama, maka kisahnya
akan berujung manis. Siapa yang mampu menjaga hati dan setia, akan
menang pada pertempuran cinta. Namun jika salah satunya merusak kesetian yang telah
disepakati bersama dengan memilih untuk mendua, maka akan berujung pahit, sebab
ada luka yang diciptakan. Lalu begitu banyak korupsi
cinta yang sedang terjadi. Tidak puas akan satu cinta, mencoba untuk mencari
cinta yang lain, sementara hati cuma satu. Mencoba untuk menjalin
kisah dengan yang baru, sementara kisah lama belum usai. Barangkali jika rasa
yang pernah ditaburi telah hilang, bicaralah. Sebab pada hakikatnya cinta tidak
bisa dipaksa. Jika salah satunya sudah tidak bisa mencintai, pantaslah kisah
itu harus diusai. Setidaknya jangan ciptakan luka lebih baik
mengakhiri.
Junet adalah seorang gadis yang masih duduk di
bangku perkuliahan. Ia
mengenyam pendidikan di salah satu Universitas di luar kota. Selain
aktif di bangku perkuliahan, Ia juga aktif dalam mengolah
kata-kata, merangkainya menjadi kalimat yang membentuknya menjadi syair-syair
yang sedikit mengundang minat baca audiens. Ia seringkali membagikan
tulisan-tulisan sederhananya di media sosial miliknya. Meski bukan penulis
handal, Ia tetap mencoba mengolah asa sesuai kemampuan yang dimiliki. Mengisi
waktu luang di tengah hiruk pikuk perkuliahan. Junet juga seorang penyayang,
apalagi berbicara tentang keluarga, sebab Ia takut akan kehilangan orang-orang
yang Ia sayangi. Ia sangat menyayangi keluarganya. Soal kekasih jangan tanyakan
lagi, Ia sangat menyayangi kekasihnya meski seringkali dipatahkan.
(Baca
juga: Optimalisasi Peran Kaum Muda dalam Digital Talent Guna Menanggulangi Resesi Ekonomi Indonesia)
Di pertengahan perkuliahannya, Junet mengenal
seorang laki-laki yang ternyata seniornya di kampus. Setelah beberapa pertemuan
benih-benih cinta tumbuh pada mereka berdua. Dan di suatu kesempatan laki-laki
itu pun menyatakan isi hatinya dan mereka pun menjalin kasih atas dasar cinta.
Seiring berjalannya waktu, mereka masih saling memberi kabar meski lewat WA,
sebab mereka masing-masing sibuk dengan tugas perkuliahan yang semakin hari
semakin menumpuk. Kira-kira kurang lebih hampir satu tahun mereka menjalin
kasih. Namun pada akhirnya Junet memutuskan tali kasih yang mereka rajut
bersama, sebab Ia mengetahui jika kekasihnya menjalin kasih bersama yang lain.
Begitu miris kisah cinta yang dialaminya, Ia seringkali dipatahkan oleh
orang-orang yang Ia sayangi. Mungkinkah Ia terlalu setia hingga Ia dibodohkan
oleh cinta yang pada akhirnya menyakiti dirinya. Entahlah, mungkin ditakdirkan
untuk sendiri atau mungkin Tuhan sedang menyiapkan seseorang yang terbaik versi
Tuhan sendiri. Atau mungkin? Entahlah, sebab Ia percaya rancangan Tuhan dalam
hidupnya adalah rancangan yang terbaik.
Semenjak peristiwa itu, Junet sedikit berubah. Ia menjadi sosok
yang super cuek. Apalagi soal cinta, seakan mati rasa. Begitu banyak laki-laki
yang mencoba untuk mendekatinya namun tak satupun di responya. Bahkan begitu
banyak pesan-pesan dari laki-laki yang masuk di media sosial miliknya, mereka
mencoba untuk mendekatinya. Namun Ia tidak memperdulikan hal itu, sebab baginya
mereka hanya datang untuk membawa luka. Kurang lebih tiga tahun lamanya Ia
menutupi hatinya. Ia tidak membuka hati dan tidak ingin menerima siapapun yang mencoba mendekatinya.
Ia memfokuskan dirinya pada perkuliahan.
(Baca
juga: Kepada Malam Aku Titipkan Luka || Puisi Bona Sampurna)
Tibalah Junet di ujung perkuliahannya, Ia
mulai sibuk menyusun tugas akhirnya. Dengan judul skripsi yang sedikit ekstrim.
Ekstrim bagi orang-orang di luar jurusannya tapi bagi Dia itu hanya perkara
kecil. Ya, begitulah Junet, Ia sedikit suka menyombongkan dirinya. Meski begitu
Ia masih sempat membantu teman-temanya yang sedikit mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi mereka. Ditengah kesibukannya menyelesaikan tugas akhir,
Ia masih sempat merangkai syair-syair sederhana, mengisi kepenatan dalam
menyelesaikan skripsinya. Ia menulis sajak-sajak sederhananya, lalu
membagikannya di media sosial miliknya, itung-itung mengundang
komentar-komentar para pembaca setidaknya mencairkan otak yang penuh dengan
teori-teori yang membuatnya merasa penat. Hingga beberapa media online
menghubunginya untuk meminta agar tulisan-tulisannya dimuat pada halaman media
mereka.
Seiring berjalannya waktu, ada seorang laki-laki yang mengirimnya
pertemanan di laman Facebooknya. Ia tertarik akan tulisan-tulisan sederhana Junet,
sehingga laki-laki itu memberanikan diri untuk mengirimnya perteman. Namun Junet
masih kokoh dengan sikap cueknya itu, Ia tetap tidak merespon setiap laki-laki
yang mengirim pertemanan di laman Facebook miliknya. Tak sampai di
situ, laki-laki tersebut
masih mencoba untuk mendekati Junet. Dia langsung mengirim pesan padanya,
dengan iming-iming menanyakan bagaimana cara agar tulisan dapat dimuat pada
media online, siapa tahu Junet meresponnya. Entah kenapa pada saat itu, Junet
merespon pesan dari laki-laki
tersebut dan ternyata setelah
Ia menelusuri beranda Facebook laki-laki tersebut, mereka ternyata
memiliki hobi yang sama yaitu suka menulis. Setelah komunikasi di Facebook
terjalin dengan baik, mereka pun saling menukar nomor WA. Dan mereka melanjutkan
komunikasi mereka di WA.
(Baca
juga: Magang di Media Indonesia dan Metro TV; Tantangan dan Peluang)
Setelah basa-basi terjalin begitu lama, benih-benih cinta pun
tumbuh di antara mereka berdua. Laki-laki itu pun dengan
berani mulai menyatakan perasaannya pada Junet dan entah kenapa Junet mulai
membuka hatinya dan menerima cinta dari laki-laki tersebut. Mereka berdua pun
mulai merajut kisah dengan dilandasi kesetiaan dan rasa saling percaya sebab
mereka menjalin kisah jarak jauh atau anak jaman sekarang sering menyebutnya Long Distance Relantionship/ LDR.
Kekasihnya sedang melanjutkan studi S2 di salah Universitas di kota besar.
Yaaa, begitulah mereka hanya bisa melepas rindu lewat WA. Bak baru pertama kali
jatuh cinta Junet dibuat terlena oleh kata-kata manis dari laki-laki tersebut
dan hatinya berbunga-bunga sebab dulu pernah dipatahkan karena cinta. Junet
adalah tipe perempuan yang sangat setia, jika Ia sudah menemukan cintanya Ia
tidak ingin mencari cinta yang lain. Ia juga sangat menjaga hati pasangannya,
meski seringkali Ia dikhianati oleh pasangannya.
Seiring berjalannya waktu kisah mereka terjalin dengan baik. Junet
pun sudah selesai menyelesaikan tugas akhirnya dan memperoleh gelar sarjana. Sementara
kekasihnya masih masih sibuk dengan tugas-tugas perkuliahan. Tibalah waktunya
liburan akhir semester, waktu yang dirindukan Junet dan kekasihnya sebab mereka
akan berjumpa pertama kalinya secara langsung setelah perjumpaan-perjumpaan
lewat WA. Hingga pada suatau kesempatan kekasihnya mengunjungi Junet di
rumahnya. Dengan perasaan yang campur aduk Junet terkejut dengan kehadiran
kekasihnya. Setelah perjumpaan-perjumpaan lewat WA, akhirnya mereka
berdua dapat bertemu secara langsung. Betapa bahagianya Junet kala itu, Ia
semakin yakin dengan ketulusan dari kekasihnya. Lalu, sembari menikmati kopi
yang disuguhkan Junet, kekasihnya pun mulai berbicara tentang masa depan mereka
berdua kelak. Pokoknya kekasihnya mulai berbicara tentang masa depan yang
indah, membangun rumah tangga yang harmonis, pokoknya banyak sekali yang
dibicarakan olehnya. Hingga Junet pun ikut terbawa susana, Ia semakin yakin
dengan ketulusan kekasihnya. Junet pun tidak menyangka jika itu adalah
pertemuan awal dan terakhir mereka berdua dan apa yang direncanakan hanya omong
kosong belaka.
(Baca
juga: Kopi Tetangga || Cerpen Yohan Rudin)
Kekasih Junet pun kembali melanjutkan studinya dan kurang lebih lima tahun lamanya mereka menjalin kasih, meski mereka hanya memberi kabar lewat WA. Kemudian, di lima tahun terakhir mereka menjalin kasih, Junet mulai merasa ada yang berubah dari sikap kekasihnya yang awalnya selalu mengabarinya, namun akhir-akhir ini mulai berubah. Ia tidak berpikir negatif, Ia tetap optimis bahwak kekasihnya sedang sibuk dalam perkuliahan. Namun sikap optimis Junet, ditepis dengan kabar bahwa kekasihnya sedang menjalin kasih dengan perempuan lain. Junet pun kecewa dengan sikap kekasihnya itu, Ia menjalin kasih dengan yang lain sementara kisahnya dengan Junet belum usai. Dalam hati Ia berkata; jika hanya datang untuk menghabiskan secangkir kopi dengan basa-basi yang tidak jelas di Warung juga bisa Mas. Junet pun pada akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya itu, katanya; “jika pada saat pacaran saja selingkuh apalagi dalam berumah tangga, lebih baik akhiri saja sebab untuk apa pelihara Yudas, Tuhan saja Ia Khianati apalagi Kamu”. Junet pun memfokuskan dirinya pada pekerjaan yang sedang Ia jalani sembari menunggu seseorang yang terbaik versi Tuhan.
Post a Comment for "Menunggu Versi Terbaik dari Tuhan || Cerpen Erlin Efrin"