Menjelang Keberangkatan || Kumpulan Puisi Melki Deni
(Dokpri Melki Deni)
Menjelang Keberangkatan
Menjelang
keberangkatan, aku ingin
menanggalkan
beberapa potongan kisah
yang
miskin kasih itu di gerbang bandara.
Dalam
ingatan kecilku keberangkatan
adalah
tujuan. Dan pergi adalah kelahiran kembali
menjelang
hidup merdeka di negeri yang luas.
Menjelang
keberangkatan, aku ingin membersihkan
kepala
dari beberapa isyarat yang menghambat
perjalanan
menuju tujuan.
Dalam
catatan kecilku tujuan
adalah
perjalanan kembali. Dan kelahiran kembali
adalah
rekonstruksi makna “ada bersama”,
dan
“menuju ke ....”.
(Baca juga: Mencintai dalam Diam || Cerpen Stefan Raharjo)
Menjelang Keberangkatan
Menjelang
keberangkatan, tidak semua ingatan
tentang
kita bisa berangkat, selain karena harga rindu
sangat
tinggi tetapi juga biaya bagasi pesawat terlalu mahal.
Menjelang
keberangkatan, beberapa kisah penuh kasih
harus
ditinggalkan supaya ketika aku pulang
aku
tidak kesepian dan miskin kasih, tetapi kasih
mengisahkan
kembali kisah yang kaya kasih itu.
Menjelang
keberangkatan, tiba-tiba aku teringat pesan
orangtua
tercinta bahwa tak boleh main-main
dengan
iman agar aman.
(Baca juga: Marla dan Kota Metropolitan || Cerpen BD)
Menjelang Keberangkatan
Misalkan
menjelang keberangkatan, aku kedatangan
Tuhan.
Akankah
aku menunda keberangkatan
dan
menjamu Tuhan dengan
segelintir
keringat darah dan secuil mimpi?
(Baca juga: Pesan Ayah kepada Anak Wanitanya)
Menjelang Keberangkatan
Menjelang
keberangkatan, aku datangi
pikiranmu;
mengoyak-oyak ketegaran hatimu,
dan
mempermainkan rindumu yang tinggi sekali,
Adakah
kau membiarkanku pergi
tanpa
dirasuki oleh roh rindumu yang tinggi sekali itu,
kecuali
air matamu yang dingin,
dan
mendoakan keselamatan perjalananku
menuju
tujuan?
Doamu
adalah jalan, cahaya, dan hidup.
Melki Deni, alumnus IFTK Ledalero, Maumere Flores,
NTT, sedang dalam perjalanan menuju Spanyol.
Post a Comment for "Menjelang Keberangkatan || Kumpulan Puisi Melki Deni "