Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mencintai dalam Diam || Cerpen Stefan Raharjo

(Sumber gambar: www.kompasiana.com)

Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa sekarang. Sungguh perasaan ini menyiksa bantinku, merongrong jiwaku dan mengusik pikiranku. Sejujurnya aku tidak ingin jatuh cinta lagi, tetapi apa boleh buat wanita itu telah membuatku membuka kembali pintu hati yang telah sekian lama kututup. Dalam sukmaku, rasa itu perlahan muncul namun, aku berusaha memendamnya dan berharap agar  perasaan itu bisa sirnah dalam kebisuan malamku. Tetapi perasaan itu makin hari bertumbuh dalam hati kecilku. jika ditanya alasan mengapa aku mencintainya? Maka aku tidak akan pernah bisa menjawabnya.


(Baca juga: Aku dan Semesta || Puisi Chy Simpat)


Kini aku sungguh menyadari bahwa aku telah jatuh hati padanya. Dalam keheningan malamku nama itu selalu menggema di telingaku dan sketsa wajahnya sungguh terekam jelas dalam karya khayalku. Aku pun memilih diam dan menyimpan sejuta rasa yang ada. Namun rasa itu berlahan menyiksaku dan menghantui hari demi hari dalam kehidupan ku.

Sejenak aku bertanya dalam hati kecilku mengapa ini terjadi padaku? Mengapa pintu hati ini kembali dibuka untuk dia yang boleh ku katakan baru? Apakah ia memang orang yang pantas untuk mengisi ruang kosong di hati ini? Apakah kehadirannya akan memberi warna  pada lembaran putih tanpa coretan ini?




(Baca juga: Marla dan Kota Metropolitan || Cerpen BD)


Namun aku juga sadar bahwa saat ini aku sedang berada di jalan menuju hidup selibat. Lalu bagaimana dengan perasaan yang semakin hari semakin menggebu? Apakah aku hanya membiarkannya begitu saja? Ataukah aku harus mengutarakan segala rasa yang ada kepadanya? Pertanyaan-pertanyaan itu pun semakin meneror pikiranku bahkan jiwa ini seakan memaksaku untuk segera memberikan jawaban atas semua itu.

Dengan keberanian yang masih tersisa aku pun membulatkan tekad pada malam itu untuk mengatakan segala sesuatu yang sedang kurasakan padanya. Setelah mendengar hal tersebut, sejenak ia tercengang dan sempat tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Dalam kesunyian aku mencoba meyakinkannya agar ia boleh percaya dengan segala sesuatu yang telah ku katakana padanya.

Ia pun diam sejenak, kemudian mengindahkan apa yang telah ku katakana padanya. Mendengar jawaban itu aku sendiri pun sulit untuk berkata-kata dan hanya tersenyum sambil menatap layar handphone.  Kini, ketenangan dan kebahagiaan menyelimuti hati kecilku dan hari-hari ku diwarnai oleh senyumannya yang begitu indah.




(Baca juga: Magang di Media Indonesia dan Metro TV; Tantangan dan Peluang)


Aku berharap bisa menjaga hubungan ini dengan baik tanpa harus menyakiti siapa pun. Aku tidak tahu apa yang akan tejadi setelah aku memulai hal ini. Dalam hujan doa malamku, aku selalu memohon kepada Sang Pencipta agar Ia boleh membimbing dan menuntunku untuk menentukan jalan yang terbaik untuk masa depanku.

Jujur, aku belum pernah mencintai seseorang hingga sedalam aku mencintaimu. Kau sungguh berharga bagi ku dan aku ingin bersamamu. Namun jika suatu saat nanti, aku tidak ditakdirkan untuk memilikimu maka aku hanya bisa mencintaimu dalam diam. Mungkin mencintai tanpa harus memiliki itu baik, tetapi aku sendiri belum pernah merasakannya. Saat ini aku hanya bisa menjalani hubungan ini dengan baik adanya dan mencoba untuk tidak menyakiti siapa pun.

Post a Comment for "Mencintai dalam Diam || Cerpen Stefan Raharjo"