Aku dan Seluruh Dapur Kerinduan || Kumpulan Puisi Herlin Nadut
(Sumber gambar: pixabay.com)
Akulah Seluruh Diriku
Aku
bukan kamu atau pun dia
Aku
adalah seluruh diriku
Aku,
Diri
yang berdikari
Otonom.
(Baca
juga: Tentang Kasih || Puisi Patri Firtika, SSpS)
Aku
subyek,
Yang
mengerti tentang siapa aku
Punya
kehendak dan rasa untuk mewujudkan diriku
Aku
yang sederhana saja
Apa
adanya
Karena
akulah takdirku
(Baca
juga: Dilamar Belum Tentu Dinikahi || Cerpen CAJ)
Aku
yang melibatkan diri
Bukan
dia atau pun kamu
Akulah
seluruh diriku.
Dapur dan Kerinduan
Kugenggam
kembali rahimmu
Rahim
yang terusik penuh makna
Meramu
penuh arti
Sebuah
kerinduan
tertoreh di kedalaman jiwa ini
Tentang
nadi yang terus berdetak
merindukan
dapur itu.
(Baca
juga: Gagal Cita-cita Punya Pacar Pemain Sepak Bola || Cerpen Adriani Miming)
Sewaktu
aku masih jauh,
Aku remuk
jiwa
tak menentu
karena
aku ingin berdesir
dengan dapur di rumahku.
(Baca
juga: Pesan Ayah kepada Anak Wanitanya)
Kisahnya
unik nan ceria.
Wajahnya
berseri
membuat
aku candu merindukannya
Ketika
aku kembali ke dapur
Jemariku
menjamah kian melekat
dengan setumpuk kayu di atas tanah.
(Baca
juga: Halte di Kota Ruteng || Cerpen BD)
Dapurku,
hangat,
adem,
Sederhana
penuh tentram
Aku
bahagia dan tertawa.
Kabut Menitip Temu
Seketika
kabut menyelimuti sepasang mata yang sedang menatap
Tak
sampai diksi yang tersaji pada daksa hilang dan lenyap
Aku,
Frustrasi
juga tidak
Hanya
menyesal dan kehilangan yang ada.
Terlena
saja.
Akhirnya,
kabut meredup segalanya.
(Baca
juga: Tanya Suhartini Pada Suherman || Puisi Geron Darman)
Gerimis
membelenggu semuanya itu
Ingin
berontak, tapi dia gerimis
Menikam
semua perjumpaan itu
Tak
ada yang unik
Logika
hanya bisa mengalahkan gerimis
Kian
kabut menolak temu
Post a Comment for "Aku dan Seluruh Dapur Kerinduan || Kumpulan Puisi Herlin Nadut "