Keluh Minor dari Pelosok || Puisi Benyamin Manggas
(Sumber gambar: ekoqren.blogspot.com)
Sajak dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara dan Papua
Wilayah yang mewakili Indonesia.
Perkara tak lepas dari dalam tubuhnya,
Bukan karena siapa-siapa, tapi sesama
saudara.
Sudah sejak lama yang diperdebatkan,
Tetapi mereka tak kunjung
paham.
(Baca juga: Bapak Pende: Pemburu Untung yang Tak Kenal Lelah - Nerapost)
Dari titik berdiri saat ini aku dengan
orang di depanku,
akan melawan
segala bentuk pertikaian terhadap kaum hawa tanah air.
Hei,
saudara yang di samping ikuti derap langkah kakiku,
agar kau tak diam saja disitu.
Bagian Baratku, mari berontak bersama.
Tenang, kita bukan anarkis atau separatis,
kita hanya meringkus segala perbudakan
dengan kritis.
(Baca juga: Hampa Dapur Ibu || Puisi Ani Taur)
Aktivis akademis yang dituduh subversif,
baris, gerimis, tangis hilang.
Wahai Kau yang menjilat daksa integritas,
Aku ingat saat kau menelanjangi diri
sendiri di depan orang banyak dan
panggung di balai-balai
ini.
Kadang kita perlu menjadi bunglon,
beradaptasi dengan lingkungan yang kita pijak
agar kau pintar seperti mereka.
Saat kampanye lain, saat di kursi lain.
Porsiku sekedar ini.
Terimakasih
Oleh:
Benyamin Manggas. Mahasiswa Program Studi Peternakan Unika St. Paulus Ruteng
Post a Comment for "Keluh Minor dari Pelosok || Puisi Benyamin Manggas "