Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Mantan Jadi Pastor || Cerpen BD

(Sumber gambar: paragram.id)


Rencana Tuhan tak ada yang tahu. Ia lebih suka merahasiakan segala sesuatu dan tak ada satu orang pun yang mampu membongkar kotak rencana-Nya. Apalagi kalau urusan cinta, Tuhan pandai putar-putar, suka bongkar-pasang strategi, yang tidak cocok dipisahkannya sedang yang cocok direstui-Nya sampai pelaminan. Tak ada yang tahu rencana-Nya. Hari ini kamu gandeng mesra dengan dia, besoknya dia gandeng mesra dengan yang lain. Pokoknya sangat misteri. Andai saja, kita tahu rencana Tuhan, pasti secepat mungkin kita mengambil strategi. Lebih baik menghindar dari awal dari pada bertahan dengan waktu yang begitu lama dan ujung-ujungnya gagal.


(Baca juga: Pacar Kontrak di Tempat KKN || Cerpen BD)


Tetapi sungguh aneh bagi Ani. Ia tetap bertahan pada komitmennya. Ia tetap mencintai seorang frater. Meski ia tahu, itu amat beresiko, dimarahi keluarga dan diikhlaskan jika ia tahbiskan. Ia harus siap menghadapi kenyataan itu, sambil percaya bahwa Tuhan tidak pernah menutup mata dengan pengorbanannya. Empat tahun pacaran bukan waktu yang gampang. Apalagi LDR dengan orang biara itu sulit, tidak semua waktu dipakai untuk menuntaskan rindu. Mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan buku dari pada menghabiskan waktu dengan kita. "Tetapi tidak menjadi soal, intinya punya cerita di masa depan. ‘Nak, mama dulu pernah pacar dengan frater loh,” hayal Ani dari sambil membuka galeri HPnya.

 

 

***

Tiba-tiba, HPnya berdering dan ada pesan masuk di WhatsAppnya “Ani, engkau harus ikut, saya pung nikah eh. Pokoknya harus eh besti” pesan dari sahabat perempuannya itu. Ani langsung membalas “Ok, sudah pasti beb.” Ani diundang untuk mengikuti Ekaristi pernikahan dari sahabatnya. Mulai saat itu, Ani menyiapkan diri, mulai dari rambut sampai sepatu. Ia membeli dress, lipstik, bedak dan sepatu yang sangat mahal.

Ekaristi pernikahan tinggal menghitung jam, Ani segera meluncur dengan motor meticnya. Sebelum ia berangkat ia menyempatkan diri untuk mengirim pesan ke sahabatnya “Besti saya lagi OTW.” Dandan yang begitu anggun dengan dress yang sangat cocok dengan kulitnya membuat Ani menjadi objek sejuta pasang mata di depan Gereja itu. Ani mulai menaiki tangga Gereja dan berdiri di depan pintu Gereja. Lima menit kemudian, kedua pengantin ke luar dari mobil Avanza hitam. Ani langsung berteriak “Aduhh, besti cantik sekali” sambil memeluk sahabatnya itu. Ani pun bergegas masuk ke dalam Gereja.

***

Setelah penyerahan kedua pengantin di depan Gereja, barisan penari cilik mulai menghantar pengantin ke depan altar. Anggota kor mulai menyanyikan lagu pembuka ‘Mari Kita Bergembira.’Ani duduk di bangku paling depan, tepatnya di belakang kursi kedua pengantin. Para penari, menari dengan begitu semangat. Ani melihat sahabatnya dengan perasaan terharu “Aduh, enak sa dia su nikah. Memang itu kaka laki-laki terlalu baik. Pacaran dua bulan langsung lamar sedangkan saya pacaran bertahun-tahun, tidak dilamar-lamar juga” cetus Ani.


(Baca juga: Mobil Hardtop dan Tumbal Kepala Manusia untuk Fondasi Jembatan - Nerapost)


Ani tiba-tiba menoleh ke arah barisan para imam, ia sangat kaget dengan pastor yang berkasula dan berstola motif Manggarai di barisan paling belakang. Pandangannya masih samar-samar mungkin karena jaraknya yang masih terlalu jauh. Barisan para imam semakin dekat dengan tempat duduknya. Ekor mata dari Ani terus melotot “Idih itu saya pung mantan. Uisss….dia yang pimpin eh” kata Ani dalam hati. Dengan spontan ia memanggil pastor Adrian dengan panggilan kesayangan saat mereka pacaran dulu “En.” Pastor Adrian tetap fokus pada barisannya. Ia sudah mendengar suara itu tetapi ia cuek-cuek saja. Setelah menghormati Altar pastor Adrian mencoba mencari sumber suara itu. Ia melihat Ani duduk di belakang pengantin. “Aduh, dia juga ikut. Ini berkat atau cobaan” gumam pastor Adrian.

***

 

 

Ekaristi pernikahan dirayakan dengan begitu meriah. Apalagi pastor yang hadir kira-kira 30 orang belum terhitung yang duduk di bangku bersama umat. Wajar saja, pengantin laki-laki ini seorang eksfrater dan sebagian besar pastor-pastor yang datang adalah sahabat-sahabatnya dulu pada saat ia masih di biara. Pada saat khotbah, pastor Adrian menceritakan kisah cinta dari seorang gadis yang bernama Akira. Ia mengisahkan secara detail mulai dari perkenalan sampai akhirnya gadis itu ditinggalin oleh kekasihnya. Pesan terakhir dari khotbah pastor Adrian “Cinta itu sederhana saja, diseriusin jika sudah berkomitmen dan diputusin jika hanya untuk gara-gara. Kita jangan seperti Akira, ujung-ujungnya jomlo. Mungkin juga Tuhan sudah Angkat tangan dengannya. Stop gara-gara dengan pasanganmu, jika tidak mau Tuhan stop engko pung masa depan.”


(Baca juga: Beata || Puisi Arnolda Elan)


Ani merasa kata-kata itu sebagai sindiran keras untuknya. Selama perayaan ekaristi hati Ani tidak tenang. Ia ingin segera keluar dari gereja. Tetapi ia tidak mau melewati sesi foto dengan pengantin dan para pastor. Setelah foto bersama, Ani keluar dari Gereja dengan perasan yang geram. “Itu pastor gara-gara ngeri, padahal dia yang dulu kasih putus saya” cetus Ani. Tiba-tiba pastor Adrian menyapanya dari belakang “Heii Ni.” Ani menoleh ke arah pastor Adrian. Tanpa basa-basi Ani langsung mengamuk. Ia sudah lupa, bahwa Adrian sudah jadi pastor. Ia masih terbawa dengan suasana 6 tahun yang lalu, saat mereka pacaran.

***

 “Nana En, ite tega sekali ehh. Kasi sindir-sindir saya dikhotbah tadi.” Dengan wajah yang bercanda sambil tersenyum ke arah Ani, pastor Adrian berkata “Coba ulang tadi kata-kata awalnya.” Ani mulai malu-malu, wajahnya mulai merah, antara marah dan harus ketawa. “Maaf bapa pastor, saya terbawa suasana 6 tahun yang lalu.” Pastor Adrian tertawa, sambil berkata “Kapan engko nikah eh? Yang lain sudah sibuk urus rumah tangga sedangkan engko masih sibuk putus-sambung.” Ani hanya tersenyum mendengar perkataan dari Pastor Adrian.


(Baca juga: Perempuan Juli Berparas Puisi || Kumpulan Puisi Sr. Marta Wullo, SSpS)


Ani pun meminta berkat dari pastor Adrian. “Pastor tolong berkat saya dulu ko. Berkat semoga dapat jodoh eksfrater.” Pastor Adrian tersenyum sambil menumpangkannya di atas Ani. Setelah itu pastor Adrian berkata “Stop menghayal sembarang eh. Jangan seperti dulu suka menghayal punya anak dua. Yang terpenting sekarang kau dilamar dulu.” Ani pun tertawa mendengar perkataan dari pastor Adrian. Ia pun membalas dengan kalimat guyon “Memang begini sudah kalau mantan jadi pastor."

Post a Comment for "Ketika Mantan Jadi Pastor || Cerpen BD"