Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tersulam Cinta Pada Juni yang Berakhir || Kumpulan Puisi Lee Clara Mbembe

 (Sumber gambar: blog.aksiamal.com)


Tersulam Cinta

 

Gelegar guruh beralun lepas

Merahnya waktu di penghujung senja

Suaramu sesak kutelan

Menghempas selera jiwaku.

(Baca juga: Setelah Sidang Skripsi, Sophie: “Frater, Tetap Langgeng dengan Panggilanmu ya!”

Desiran angin malam menusuk pilu

Mestikah kusembunyikan cemburu ini dalam-dalam?

Sampai kabut memutih

Berhenti pada pucuk-pucuk suaraku.

(Baca juga: Rasa || Puisi Febriani)

Kutikam cinta itu dengan duri,

 agar menyatu kembali dengan benang yang tersulam cinta

Lantaran jiwa merana terpupus kesakitan.

Tak peduli.

 

(Baca juga: Kita Hanya Sebatas Cerita || Antologi Puisi Erlin Efrin)


 

Juni Berakhir

 

Mengakhirimu bukan berarti mengakhiri kisah

Tetapi,

Jeda waktu yang telah habis.

Akhirmu hanyalah paruh waktu nafas penuh makna

Kuisi penghujung Juni dengan doa-doa akhir

Kutinggalkan catatan terbaikku di akhir harinya.

 


(Baca juga: Di Balik Senja || Puisi Reniana Oktora)

Pada tapak-tapak episode

Yang membuat aku kembali merayu sang cipta.

Tidak pernah aku menyimpan rasa indah, seindah pertemuan akhir Juni

Walau akan terputus digantikan.

(Baca juga: Damyan; Aku Mencari Teduh di Bola Matamu || Puisi Ayu Alexandra)

Juni aku patah bukan karena aku lemah

Aku patah karena aku tahu waktu bersamamu telah habis

Selamat tinggal Juni

Kenangan indah bersamamu

Akan ku ceritakan nanti.

Lee Clara Mbembe, Penyuka Sastra. Saat Ini Tinggal di Ende

Post a Comment for "Tersulam Cinta Pada Juni yang Berakhir || Kumpulan Puisi Lee Clara Mbembe"