Rindu yang tak Pernah Usai || Puisi Sr. Patri Firtika, SSpS
(Sumber gambar: www.gambar.pro)
Musim semi
kembali membawa kesejukan
Memberi keteduhan pada insan yang mendiami jagat
Membelai bumi dalam keindahan yang menakjubkan
Membasahi kekeringan dengan cinta yang kian bersemi
pada tatapan yang memanjakan
Sejenak kubertanya,
Kau kah rinduku?
(Baca
juga: Cerita tentang Rindu; setelah Ia Pergi || Puisi Ocha)
Cukup berat mengatakan ya,
meskipun hati ini mendorongku untuk menjelaskan
kesekian kalinya.
Ini hanya mimpi, berkias dalam fantasi yang
terkadang larut dalam kenyataan.
Sesuatu yang sangat sulit dipahami
Sangat rumit untuk dijelaskan namun sangat indah
ketika dikisahkan.
(Baca
juga: Malam yang Sepi dan Ranjang Mulai Berbisik tentang Hujan || Antologi Puisi BD)
Sajak ini bukan tentang siapa dan kepada siapa aku
menaruh cinta
Tentang Malam yang memberiku kehangatan
Tentang fajar yang membuka tirai kehidupan
Tentang mentari yang memberiku kesejukan
Tentang pelangi yang memberiku warna
Dan tentang hati yang selalu menyediakan tempat istimewa
Rinduku tidak sebatas kata dan cinta tak sebatas
khayalan.
(Baca
juga: Suatu Siang di Pasar Lembor || Cerpen BD)
Jika ia kenapa aku takut melakukannya
Aku tak berjalan sendirian.
Tangan yang lain berusaha meraih dan merangkul
Aku hanya perlu memastikan kemanakah aku harus
menaruh cinta
dan kepada siapakah aku harus kembali.
(Baca
juga: Catatan Harian Mama)
Cintamu laksana air yang memberiku kesejukan
Membasahi kekeringan di musim gugur dan memberi
kesegaran di musim semi
Menumbuhkan dedaunan di Padang belantara dan merekah
laksana mentari di awal hari
Cintamu meraih dan mendekap dalam kemesraan
Kataku kepada waktu biarkanlah raga ini merasakannya
betapa nikmat dan dalamnya cintamu
Post a Comment for "Rindu yang tak Pernah Usai || Puisi Sr. Patri Firtika, SSpS "