Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ego Melejit dan Tubuh Kaku di Balik Lubang Tambang || Puisi BD

(Sumber gambar: kliksamarinda.com)


Ego Melejit

 

Duka kian menyelimuti raga

Suara tawa anak-anak tak terdengar lagi.

Datang atas nama pembangunan dengan janji-janji yang pasti,

 Saku sang tuan disisipi sepeser.

Bungkam tak ada perlawanan.

Kata-kata dirangkai dengan bijak.


(Baca juga: Urgensitas Pendidikan Literasi Media Kritis)


Menggerus dengan serakah tanpa ampun.

Harapan jahat terus  melejit.

Suara tangisan tak didengar lagi.

Udara kematian terus menyerbak.

Menyapu tanpa kenal belas kasih.

Hanya karena egois tanpa sadar.


 (Baca juga: Black Eagle FC Dibantai, Ini Kata Sang Manager - Nerapost)


Tubuh Kaku di Balik Lubang Tambang

 

Bencana datang melanda,

Tangisan pilu anak manusia

Lantas tak ada lagi natas bate labar,

Tak ada lagi barisan anak menuju wae teku

Apalagi teriak-teriak di uma rana pas musim tanam.

Semuanya hilang tanpa jejak.


(Baca juga: Sumarto dan Impiannya yang Dipaksa Mati || Cerpen BD)


Bukti-bukit sudah tergerus atas nama pembangunan.

Lubang tambang menganga,

Siap menguburkan tubuh yang kaku.

Mereka mendapatkan untung dari tanah kita,

Sedangkan kita terus menjerit dalam lara.

Bersuaralah atas nama alam dan anak manusia.

Post a Comment for "Ego Melejit dan Tubuh Kaku di Balik Lubang Tambang || Puisi BD"