Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tentangmu dalam Nyanyian Luka || Puisi Silvia Juandra

(Sumber gambar: pixabay.com)



Tentangmu dalam Bayang

 

Pada titik nadir yang paling rendah,

Rasa yang masih mengalun bertalu-talu.

Semunya, tentangmu yang harus aku akhiri.

Cerita tentangmu selesai, sudah.

Dalam nuasa rindu, aku terus dilema.

Bayangmu selalu datang,


 (Baca juga: Di Balik Kafe || Cerpen Sintia Clara Aritonang)


Jiwaku  terjebak oleh kenangan-kenangan indah.

Dan beberapa keping cerita yang masih tertinggal,

Masih tercecer rapi dalam ingatanku.

Cerita yang tak sempat engkau bawa,

Pena yang tak biasa tertunduk lesu,

Menyeram dalam rasa kalbu.

Semuanya karenamu.

 

Cerita tentangmu masih terdengar merdu

Pada pusaran waktu yang tetap memilih untuk 

melangkah maju dan basuh ilusi dikeabadian

Di tengah jemu yang tersisa hanya penantian dan harapan.


(Baca juga: Catila || Cerpen BD)

 

Dalam diam menyiratkan ketiadaan,

Harapan yang tertambat dan titik kenangan mengalir bersama arus waktu.

Seperti inikah hati yang tergores sepi?

Selaras rasa membuatku beku ketika cerita menjadi kenangan.

 

Seketika aku berteriak jiwa ini runtuh melambai tak menentu

Sekian duri menerpa menitiku pada lautan luka

Segenap arah menjadi buta,

waktu dan takdir, aku titipkan pada syair-syair kerahasiaan.


(Baca juga: Pedagogi Kritis Henry Giroux dan Terang Kebangkitan Literasi di NTT)

 

Nyanyian Luka

 

Langit malam berbaur bintang

Aku berteduh di bawah cahaya bulan.

Bersama alam dan jiwaku yang masih terkurung kaku.

Pada kenangan yang tersisa berselimutkan pekatnya malam

 

Jemariku kaku tak mampu menodai kertas,

tubuhku terperosok,

Gelap malam menguasai jiwaku,

Nyanyian semesta mengiringi setiap keping lukaku.


(Baca juga: Selamat Damai Natal Ibu || Cerpen BD)

 

Setiap bait-bait nada rinduku,

kini tenggelam dalam telaga misteri.

Aku kecewa dalam rasa yang terdalam,

Terbelenggu dalam luka yang kini hanya menyisahkan duka.

 

Kini sang surya mulai menyinari jagat,

Menghantarkan kehangatan pada sekujur tubuh yang kaku.

Ia mulai menghibur kegelisahan jiwaku

Rasa jenuhku mulai membisu berharap bisa melenyapkannya dalam bari-baris mimpi.


Oleh: Silvia Juandra, saat ini berdomisili di Ruteng

Post a Comment for "Tentangmu dalam Nyanyian Luka || Puisi Silvia Juandra"