Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanah Gersangku || Puisi Cen Rian

 

(Sumber gambar: www.warungsatekamu.org)


Tanahku, yang gersang dalam lampu remang-remang pembangunan yang jarang

Yang hanya gemilang di tempat yang riang

Yang tidak memikirkan rakyat yang meriang

Dalam mimpi-mimpi yang tidak terang

 

Tanahku yang rusak oleh oleh tangan-tangan petaka

Yang membawa duka nan lara

Untuk rakyat yang makin sengsara

Yang tidak kebagian sejahtera.


 (Baca juga: Parade Sepatu; Pemuda Nain yang Berjalan di Kepala || Puisi No Eris)


Tanahku dan bangsaku yang dijajah oleh sesama

Petinggi-petinggi dan wakil rakyat yang dilema

Antara rakyat yang sengsara atau harta dan tahta untuk keluarga

Atau nona-nona yang menggoda dari seberang sana

 

Tanahku yang makin gersang oleh jiwa yang garang

Yang tidak mau perang dengan kemiskinan yang menerjang

Yang hanya memikirkan harta yang menunjang

Kehidupan yang mendatang sehabis jatah di kursi pandang


 (Baca juga: Seusai Ekaristi Ada Surat Cinta untuk Nana di Biara || Kumpulan Puisi Afrianna)


Tanahku yang teramat kasihan

Selalu saja jadi bahan hinaan

Oleh mereka yang jadi pilihan

Yang sangat sakit nian

 

Tanahku adalah darahku

Yang kupuja puji selalu

Walau hanya dalam mimpi melulu

Kenyataannya dimakan mereka yang dungu yang duduk di bangku


 (Baca juga: Herlina Gadis Alfamart || Cerpen BD)


Tanahku yang kaya akan pariwisata

Yang hasilnya entah kemana perginya: bisa jadi di saku-saku mereka

Tidak dirasakan oleh rakyat yang menderita

Terbang ke alam sana, di mereka yang haus kuasa

 

Tanahku adalah bangsaku yang mengalir darah moyangku

Yang kujaga selalu, walau mereka mau merebut kekayaanku

Tanahku adalah hidup matiku

Yang kudoakan selalu, agar keluargaku sejahtera selalu

            Desember, 2021


 

   Cen Rian, Saat ini Bekerja sebagai Guru di SMP N 3 Pacar, Kab. Manggarai Barat, Flores, NTT

Post a Comment for "Tanah Gersangku || Puisi Cen Rian"