Lonto Leok; Kebersamaan dalam Menyongsong Tahun 2022
(Pose; Para frater Kamelian sedang Menikmati Makan Siang Bersama)
Nita-Nerapost.eu.org || Cinta telah menyatu dalam persamaan dan persaudaraan tanpa ada kesenjangan dan perbedaan dalam perjalanan menuju kehidupan yang lebih akrab. Hal inilah yang telah dilakukan dan dijalankan oleh beberapa frater Seminari Tinggi St Camillus de Lelis, Nita Maumere.
Persaudaraan sangatlah penting dalam kehidupan bersama. Salah satu bentuk persaudaraan yang diwujudkan oleh beberapa frater Kamelian yakni lonto leok. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (16/01), bertempat di rumah Nenek Kedang di Gere, Maumere. Sebelum makan dan goyang bersama, Adrianus Guga selaku pembina memberikan peneguhan panggilan kepada para frater.
(Baca juga: Di Balik Kafe || Cerpen Sintia Clara Aritonang)
Menurut Ardianus Guga, tujuan adanya lonto leok atau kebersamaan yang dibuat pada hari
ini agar persaudaraan yang telah
dibangun pada sebelumnya tetap terjaga dan bersatu, yang walaupun kita berangkat dari keluarga, suku, ras dan budaya
yang berbeda.
“Tujuan utama dari
lonto leok kita hari ini untuk merawat kebersamaan dan persudaraan yang telah
kita bangun bersama. Kita datang dari latar belakang dan budaya yang berbeda
tetapi dipersatukan di tempat ini. Tugas kita adalah menjaga persaudaran yang
utuh, tanpa melihat latar belakang yang berbeda” ucap Adrianus Guga.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Aldi Jemadut selaku perwakilan dari para frater menyampaikan bahwa apa yang telah dilakukan dan dilaksanakan pada hari ini, itu merupakan sebuah wujud cinta kasih yang telah Tuhan berikan kepada setiap umatNya bahwa kebersamaan itu sangat penting dalam membangun keakraban dan kebersamaan.
(Baca juga: Pedagogi Kritis Henry Giroux dan Terang Kebangkitan Literasi di NTT)
Dalam bahasa daerah
Manggarai "lonto leok" yang artinya duduk melingkar. Budaya lonto
leok ini telah ditanamkan oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu kala bahkan
sejak zaman di mana budaya Manggarai ini telah dibangun atau didirikan. Menurut
orang Manggarai budaya lonto leok ini adalah sebuah adat atau kebiasaan yang
telah ditanam dalam diri seseorang agar selalu bersatu dan bersama, pungkasnya.
Kita sebagai anak muda
dan sebagai generasi penerus harus menjaga budaya lonto leok ini agar selalu
terjaga. Kita juga dituntut untuk selalu bersatu seperti apa yang dikatakan
oleh nenek moyang dan orang tua kita yaitu "Neka behas neho kena neka koas
neho kota.” Kita selalu bersatu, bersama dan saling mencintai serta saling
menghargai satu sama lain, kata Ardianus Guga.
(Baca juga: Tol Jombang Merebut Duka)
Adapun hal yang dilakukan
dalam menyongsong tahun 2022 ini yaitu kebersamaan tanpa tanda titik, artinya kebersamaan
itu tidak terlepas dari persaudaraan dan persatuan yang walaupun berangkat dari
keluarga yang berlatar belakang berbeda.
Aldi Jemadut juga menyampaikan bahwa, kegiatan ini merupakan sebuah rasa terima kasih atas kebersamaan selama tahun 2021 dan menyambut atau menyongsong tahun 2022 ini. Ia juga menjelaskan, apa yang telah kita lakukan atau laksanakan selama ini jangan pernah hilang atau berhenti sampai di sini akan tetapi selalu bersatu dan bersama sampai kapanpun, tuturnya (Aldi Jemadut)
Post a Comment for "Lonto Leok; Kebersamaan dalam Menyongsong Tahun 2022"