Tol Jombang Merebut Duka
(Sumber gambar: banjarmasin.tribunnews.com)
Duka
selalu datang tak disangka-sangka. Ia datang dengan semaunya tanpa diundang,
melibas dengan kejam tanpa ampun, tanpa ada belaskasihan. Ia pandai menciptakan
pilu dan suka mendatangkan air mata. saking ganasnya banyak orang yang ingin
menghidar darinya tetapi tak ada satu orangpun yang mampu menfasir, kapan ia
datang dan kapan ia akan pergi. Semuanya menjadi misteri, hanya Dialah yang
tahu. Jalan paling bijak adalah menerimanya sebagai bagian dari kehidupan. Tanpa
duka hidup terasa hambar sebab hanya dengan duka kita mampu merefleksikan
kehidupan ke arah yang lebih baik.
Tol Jombang merenggut nyawa dari seleberitis Vanessa Angel dan suaminya. Canda
dan tawa saat tubuh masih enak bersandar pada kursi empuk. Saat pemandang alam
menawarakan keindahan yang pasti. Saat batin terasa eden, semuanya menjadi
indah dan bahagia. Tetapi bahagia itu pergi secepat waktu dan mungkin juga ia
pergi tanpa pamit. Seolah-olah ia merestu kisah pilunya.
(Baca juga: Bincang Sastra Unit Agustinus Bertema: Sapardi dan Puisi Pertemuan)
Tembok
pembatas jalan sebagai saksi bisu setelah mobil pajero putih mencium dan
melumatnya dengan kasar. Tanpa ampun juga ia membalasnya dengan kejam
membantingkan beberapa tubuh sampai berlumuran darah bahkan ia merebut
kehidupan dari Vanessa dan suaminya. Buah rahimnya menangis pilu melihat ibunya
terbaring kaku di jalan, melihat ayahnya masih terjepit dalam rongsokkan mobil.
Ia menangis sejadi-jadinya, umur yang baru
seberapa tetapi harus menanggung duka yang amat berat. Babysister menjadi jalan pintasnya, merangkulnya dengan erat sambil
menatap ke langit, inikah kisahmu tuhan. Pada alis kirinya darah terus mengalir
dan masih nampak segar. Ia takut dan merangkul semua orang yang datang menyapa
kisah pilunya.
(Baca juga: Fratres SVD Asal Manggarai Mengadakan Kegiatan Penyusunan Program Kerja Seksi)
Kisah perjalanan panjang yang mereka lalui, mulai dari kasus 80 juta tentang raganya yang dipertontonkan oleh banyak orang. Tubuhnya dikurung berbulan-bulan, sedangkan hati terus menjerit tentang belaskasih dan pengampunan. Kisah cintanya yang cukup dramtis, bagaimana ia merasa diri ditinggalin oleh orang-orang terdekat.
Dijauhkan dari relasi sosial dicibir di media sosial dan maki habis-habisan oleh mereka yang merasa diri suci. Tetapi besar cinta dari sang kekasih Febri Andriansyih tetap menerimanya sebagai pilihan hidupnya. Buah rahim sebagai tanda cinta yang paling tulus dan kesetian dari Feberi menerima cibiran dan cacian membuat ia tahu tentang cinta bukan melihat masa lalu tetapi melihat ke masa depan. Inilah pilihan hidup yang membuat mereka sama-sama merasa bahagia.
Kamis, 04 November 2021 pada pukul 12:36 WIB di KM 672 menjadi perjalanan akhir dari Vanesa dan suaminya. Tangisan duka nyaring terdengar, setelah kedua tubuh terbujur kaku, setelah nafas lari dari tempatnya, setelah darah menggenangi aspal. Vanessa dan sang suami pergi selamanya. Selamat jalan, Damai selalu dalam kerajaan Bapa.
Post a Comment for "Tol Jombang Merebut Duka"