Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Surat Rindu untukmu Nana || Puisi Ita Suryani

 Surat Rindu untukmu Nana
(Foto; Dokumen Pribadi Ita Suryani)


Sepucuk Surat untukmu Nana


 

Saat itu fajar telah tiba

Embun pun mulai menyebarkan kesejukan

Angin berhembus kencang

Membawa ingatan akan dirimu

 

Kugapai selembar kertas

Lalu kutulis bait-bait rindu

Hingga kutulis dengan tebal

Namamu nana yang terukir selalu

Dalam ingatanku

 

Di ujung surat yang kuukir,

Aku melukis hati yang kian

terpendam dengan sosokmu

Aku tersenyum bahagia.



 (Baca juga: Pada Hujan Pelahap sedang Begadang || Puisi Naldy Roo)



Dan terlihat jelas, aku menitip surat

untuk dirimu nana,

Malam kelam tiba, dirimu tak nampak

Dan masih belum terlihat

 

Dimanakah dirimu nana?

Hingga hatiku merasa cemas menunggumu

Dalam surat ini,

Aku hanya berpikir

Nana juga pasti akan merindukanku.



(Baca juga: Air Mata Tanda Cintaku yang Paling Tulus || Puisi Selviana Grasantia)



Aku Merindukanmu Nana


 

Sudah lama tak engkau tak memberi kabar,

Setelah bercanda di sudut paling sunyi.

Engkau pergi meninggalkan kisah.

Entahlah, engkau pergi ke mana, aku tak tahu itu.

Intinya aku masih menunggumu, nana.

 

Rinduku masih bertabur semi

Bersama hujan yang kian sering mengguyur bumi.

Pada gigilnya tubuh aku selalu menantimu.

Mendekap erat ragaku yang terpasung sunyi.

 

Bersama malam dan rinai basah dedaunan.

Engkau tak ada kata pamit.

Aku masih menantimu,

Meski aku tahu, itu berat.

Kembalilah nana, 

masih ada kisah yang akan kita rajut bersama,

Mungkin sampai menua bersama,

Salam nana.



(Baca juga; Wajib Kamu Tahu! Lima Keunggulan Suami Eksfrater)



Rindu dalam Kesunyian Malam

 

Malam yang kelam, dan suasana hati yang sunyi.

Semuanya gelap bersama listrik yang padam,

 jarum jam berputar dan memasuki angka yang tepat

Dan Kulihat jarum jam yang selalu berbisik tentang rindu.

 

Menoleh dan mencari jejak kesunyian itu

Kian tak muncul dalam bayangan,

suara hati yang mulai bercerita.

Aku berbisik pada angin,

sambil membayangkan  kenangan masa silam kita.

 

Ingin aku mengulanginya lagi kisah dalam rinduku

Akan tetapi semua hanyalah  hayalan semata

Kau yang selalu ada dalam tidur malamku

dan malaikat dalam rinduku

 

Aku tercandu dalam rindunya

Ya, itulah rindu hanya sebuah bayangan

dan menjadi bunga tidur dalam mimpiku dikesunyian malam.


Ita Suryani, penyuka sastra saat ini berdomisili di Ruteng.

Post a Comment for "Surat Rindu untukmu Nana || Puisi Ita Suryani "