Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gema Panggilan Pada Bumi Pertiwi; Sebuah Coretan Hati || Puisi Sr. Patri Firtika, SSpS

(Sumber gambar: pxhere.com)


Gema Panggilan

 

Sebelum tiba pada detik ini berapa purnama telah kita lewati

Menghitung awal fajar di tepi senja

Menganyam kasih

Menenun harapan dalam sutra pengabdian

Hanya sebuah gerak

Hanya sebuah detik

Di perjalanan panjang mengembara bersama.

Dikala cinta melebur dalam pelayanan.

Membentang luas tuk menyapa bumi dalam kesederhanaan.

Ketulusan dan kerendahan hati.


     (Baca juga: Renungan Minggu Biasa XXXII || Sukarela dan Sukacita dalam Berbagi)


Sorak-sorai kian bersyair dalam sajak syukur.

Menggapai sejuta kemanisan dalam cinta Allah Tritunggal.

Mendendangkan pujian dalam kasih pengabdian.

Sebelum usai,

Sebelum senja meredup dan menghilang di ufuk barat.

Berlarilah  tuk  menjadi mentari,

 yang kian bersinar menggapai misi Tuhan.

Bersua dalam keheningan,

Berlangkah dalam kesederhanaan.

 

Berjuang dalam ketulusan.

walaupun kian  beradu dalam era zaman.

Namun cinta tak lekang pudar.

ketika mimpi  kian merekah,

tuk menari dalam rahim Sang Ilahi.

Memberi makna pada Dia yang tak tampak namun nyata.


     (Baca juga: Hujan di Bulan November; Aku Masih Melangkah dalam Kesendirian || Puisi Sr. Marta Wullo, SSpS)


Kala,

Bersaksi namun bukan menghakimi

Mendengarkan tanpa harus mempersalahkan

Merangkul tanpa batasdan memberi tanpa menuntut.

Teruslah berpijak, teruslah berkisah.

Berjalan dalam tapak kemenangan

Menoreh kisah dalam Dia sang pemilik kehidupan,

Berbuah dalam kasih dan berharap dalam doa.

 

     (Baca juga: Tol Jombang Merebut Duka)


Pertiwi

 

Ketika bumi berpijak dan cakrawala membentang

Menembus lapisan jiwa yang enggan bergurau

Membalut luka dengan seberkas harapan yang tergores

dalam indahnya sang mempelai bumi Nusantara

Apakah ini namanya cinta, pengorbanan atau perjuangan,

yang mengisi setiap serpihan-serpihan hati dalam coretan kisah.


     (Baca juga: Bincang Sastra Unit Agustinus Bertema: Sapardi dan Puisi Pertemuan)


Menghapus tetesan air mata darah dengan langkah tertatih-tatih

Memperjuangkan kesejahteraan bumi Pertiwi

Sejenak kuterjaga dari lamunanku

Menepis kisah di masa silam

Mengenang kembali ratusan tahun,

Dan ribuan jiwa yang menata tanah airku tercinta

Indonesia,

Dimanakah diriku saat itu

Tangisan dan air mata kian menjadi gema sukacita dalam rintihan perjuangan

 

    (Baca juga: Fratres SVD Asal Manggarai Mengadakan Kegiatan Penyusunan Program Kerja Seksi)


Coretan hati

 

Berteman  dengan sunyi

Bertabur canda dalam kata yang tak terucap

Bernuansa indah dan mengagumkan

Ketika mata tak mampu memandang

Luapan kasih dan cinta kembali merangkai melodi

Menata hari menjadi kenangan manis

Aku dan kisahku kian menyapa alam yang bersahabat

Bernostalgia bersama waktu,  tuk memaknai kisah indah itu.


Sr. Patri Firtika, SSpS, saat ini berdomisili di Boto-Lembata.

Post a Comment for "Gema Panggilan Pada Bumi Pertiwi; Sebuah Coretan Hati || Puisi Sr. Patri Firtika, SSpS"