Damyan Aku Mencari Teduh di Bola Matamu || Puisi Ayu Alexandra
(Sumber Gambar: www.wallpaperbetter.com)
Damyan
Kesengajaan
apa yang lebih indah dari bertemu denganmu?
Kala malam tak juga menampakkan rembulan,
padahal pungguk telah lama menantikan.
Kau
datang, menawarkan unggun perapian,
menghangatkan
hati yang mulai beku.
Lalu,
kita sebatas duduk bercerita menikmati malam.
(Baca
juga: Aku yang Terluka Pada Puisi Kekasihku || Puisi Arnolda Elan)
Jangan
lagi menunggu rembulan,
bila
hembusan angin lembut telah cukup menyejukkan hatimu.
Kurasa
itu adalah maksud tersembunyi dari pertemuan kita ini.
Damyan,
Tuhan
telah adil memberimu sebagai ganti,
dari
apa yang kemarin terus menyakiti.
Kau
adalah angin malam yang menyejukkan hatiku,
mencipta
debaran rindu paling syahdu.
Hanya
kau yang kubutuhkan, saat ini dan nanti.
(Baca
juga: Selisih Satu Suara, Manek Tatu Pimpin Ledalero 82)
Mencari Teduh di Kedua Bola Matamu
Kemana
lagi perginya
kala
kucari
ia
menghilang
bak
sapuan angin
rontokkan
dedaun
dari
pohon
tempat
kita dulu
meneduhkan
gersang
Aku terduduk
menjadi diam
menjadi
lelah
tapi,
bukan
juga tentangmu
matamu
itu
masih
kutunggu
kembali
meneduhkan
gersang
(Baca
juga: Wulan ke Kota dengan Jalan-jalan Telanjang || Puisi No Eris)
Ada Tapi Tiada
Aku
menantimu di pelataran senja dengan secangkir
rindu
berwarna jingga.
Berharap
kau datang dengan bunga rindu di genggaman,
memberi
peluk pada suasana pelik,
menjadi
satu-satunya penawar lelah paling ampuh,
meski
kupaham kau terperangkap di
ruang
jenuh.
Pada
dinding berlumut dan beku,
masih
kusandarkan lelah menanti teduhmu pulang.
Kembali
menata hati yang tak terbentuk,
satukan
kembali serpihan rasa yang telah remuk.
(Baca
juga: Surat Rindu untukmu Nana || Puisi Ita Suryani)
Di
kala petang mulai merambat,
sepi
semakin hebat,
senyap
teramat pekat.
Sementara
kau masih jauh,
teramat
jauh dari kata dekat.
Ragamu
nyata di depan
mata,
tapi hatimu terlunta-lunta mengembara.
Kau
larut dalam tebu asmara tabu,
kini
jarak bukanlah perbedaan tempat berpijak,
tapi
sebaris namaku di dadamu tak lagi berjejak.
Bahkan
sesekali aku kehilangan nyali untuk sekadar mengharap
dicintai
kembali.
Oleh:
Ayu Alexandra, lahir 09 Juni 1999. Penyuka tulisan sastra dan saat ini
berdomisili di Ruteng.
Post a Comment for "Damyan Aku Mencari Teduh di Bola Matamu || Puisi Ayu Alexandra"