Setelah Pergi; Kamu tak Menemukan Jalan Pulang || Puisi Ocha
(Sumber gambar: health.detik.com)
Tak Menemukan Jalan
Pulang
Aku
tersesat di jalan yang namanya kehidupan
terusir
dari tempat dimana yang kuharap kasih sayang berasal
teriakan
caci maki merobek-robek batinku
menyakiti
hati,
melukai
semua perasaan,
menjatuhkan
air mata pedih.
Kemana
badan dan langkah ini akan ku bawa pergi,
sedangkan
yang kuharap dari mana cinta itu berasal saja sudah tak menginginkanku lagi.
Kubawa
semuanya pergi jauh.
Jauh
sekali,
hingga
aku pun tak tahu kini aku berada dimana??
mataku
gelap digenangi air mata
kecewa
kujatuh pada yang terdalam.
Terpental
jauh dari kenyataan.
Kini
aku tak tahu antara hidup dan mati
perih
rasanya.
Ya,
kini aku tak lagi menemukan jalan pulang
sedangkan
rumah kini entah ada dimana?
semuanya
hanya tinggal cerita
dan
aku harus berkelana
mencari
artiku sendiri.
Menjalani
hidupku sendiri.
Kembali
kepada titik awal.
Memulainya
sendiri, menjalaninya sendiri dan menikmatinya sendiri.
Hingga
tua dan lelah lalu mati..
Kamu dan Kenangan
Kadang
masih belum percaya
rasanya
baru kemarin kita duduk dan ngobrol berdua
kepergiaanmu
seperti membawa separuh diriku
ada
banyak kebiasaan-kebiasaan yang tiba-tiba hilang bersamaan dengan kepergianmu
Apa
kabar?
Hari
ini bumi sedang dilanda hujan
dan
aku rindu.
Kamu
tahukan sejak kecil aku benci setiap kali hujan turun,
tapi
setelah kamu pergi aku belajar mulai menyukai hujan
hujan
selalu membawa ingatan tentang kamu semakin dalam
membawa
ingatan di 12 malam itu.
Hujan
seolah membawa kamu duduk di sampingku,
menikmati
setiap tetesannya yang jatuh membasahi bumi
ada
banyak kehilangan yang kutemui setelah kepergiamu.
Kepergianmu
membuat aku paham
bahwa
Tuhan mengajarkanku arti sebuah keikhlasan
ada
banyak luka dan air mata yang jatuh
setelah
kepergianmu
tapi
dari setiap luka yang kutemui,
aku mengerti bahwa hal tersebut yang membuatku
kuat sampai saat ini
kamu
adalah segala kenangan yang pernah kita lewati dan akan selalu menyatu dalam waktu yang berjalan
Apa
kabar?
Hari
ini bumi sedang dilanda hujan
dan
aku rindu
aku
rindu kenangan bersamamu di 12 malam itu.
(Baca juga: ANBK 2021; Terobosan Baru Menembus Batas)
1 Centimeter
Penuh
sesak.
Rindu
yang kutampung melebihi kapasitasnya dan kamulah muara rindu itu.
Aku
takut kalau kantung rindu ini pecah,
dan aku tak bisa lagi menampung rindu ini
untukmu.
Maaf,
masa ini penting untuk membubuhi hening,
maka aku mohon tunggulah aku di pertigaan
mimpimu.
Tak
usah bunga, senyummu lebih indah dan harum dari apapun.
Aku
hanya ingin kebersamaan melingkar di jari manis kita.
Sebab
aku tak mau menanggalkanmu 1 centimeter dari hatiku.
Jangan pergi! dengan penuh harap mengharus kutuliskan kata itu.
Oleh: Ocha. Saat ini berdomisili di Wailiti-Maumere.
Post a Comment for "Setelah Pergi; Kamu tak Menemukan Jalan Pulang || Puisi Ocha"