Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Senja dan Kenangan || Cerpen Sr. Patri Firtika, SSpS

 

(Sumber gambar: www.duniasantri.co)

Oleh: Sr. Patri Firtika, SSpS*

Ketika aku menoreh kisah di bawah hempasan cakrawala, membentang luas tuk melukiskan kenangan indah yang kerapkali menyapa ku di sudut nubari. Sebuah cinta yang bermula dari perjumpaan sesaat antara aku dan dirinya, dan terus tumbuh bersama waktu. Kisah itu telah membawaku ke sebuah relung hati yang tak mampu kupahami.

Desiran angin senja berteman sunyi, aku masih duduk termenung  di bawah senja. Aku mencoba untuk memahami hati ku walau alam enggan bersahabat. Aku sendiri tidak menyadari hal ini tentang rasa dan juga perasaan yang tidak sempat kuungkap melalui kata-kata. Waktu perjumpaan kala itu hanya berkenalan biasa. Tak ada yang luar biasa tetapi waktulah yang membuat hal itu menjadi luar biasa.

***

(Baca juga: Cerita tentang Rindu; setelah Ia Pergi || Puisi Ocha)

Hari demi hari aku lalui tanpa kehadirannya, semuanya senyap. Tak ada yang menyapa dalam rindu. Semuanya pergi bersama pertemuan yang telah usai.  Pada suatu hari  di saat rasaku mulai bermain peran, ia menghantarkan jiwaku dengan caranya paling manis. Ketika cinta mulai merekah, dan rasa itu mulai membias  dan masuk ke dalam hati. Rasa itu Seakan menyapaku dalam nuansa kebisuan.

Aku menyadari bahwa engkau pernah hadir dan akan selalu hadir dalam cerita kisahku. Aku titipkan rindu ini padanya sekalipun aku tak berani memanggilmu sebagai kekasih kendatipun waktu tak pernah menjawab pertanyaanku. Tetapi aku selalu menyebutmu yang terbaik dalam hidupku. Setiap detik dan menit bahkan berjam-jam lamanya aku hanya berimajinasi dalam sebuah rotasi khayalan untuk menghampiri purnama di malam kelam.

***

(Baca juga: Malam yang Sepi dan Ranjang Mulai Berbisik tentang Hujan || Antologi Puisi BD)

Memetik kecapi di awal mentari dan meliuk lincah dalam pelukan kejora. Aku dan kisahku kian berdinamika merajut cinta dalam indahnya nirwana keromantisan. Sekalipun waktu tak memberiku kesempatan, namun aku bersyukur bahwa mimpi kadangkala menjadi kenyataan. Saat diriku melangkahkan kaki di pelataran rumah Tuhan. Engkau hadir memikat janji dan memadu kasih.

Kehadiranmu saat itu menyempurnakan kebahagiaanku. Sentuhanmu yang penuh dengan ketulusan kian membawaku pada pertemuan yang sangat berharga. Perjuangan dan pengorbanan yang mungkin tak bisa kulakukan, kini telah kutemukan dalam dirimu.

Kesederhanaanmu dalam berbagi kasih kian terurai pada tatapan yang penuh dengan ketulusan. Aku sendiri tidak pernah membayangkan bahwa justru di saat seperti ini Tuhan menitipkan cinta untukku. Di sini dan saat ini aku termenung sendirian mencoba untuk memutar kembali skenario yang telah sekian lama menyentuh hatiku. Perjalanan yang amat panjang dibaluti oleh rasa rindu, kecewa dan mungkin juga bosan. Namun tak ada kata yang terungkap selain rasa bahagia yang tergurat jelas.

***

(Baca juga: Serah Terima kepengurusan Paguyuban Fratres SVD Manggarai)

Aku bahkan tidak menyadari seberapa aku berjuang tuk memberi makna pada kisahku, namun aku pernah merasakan betapa tulusnya cintamu. Aku mengagumi dimana kata tak sempat terucap dan jemari tak mampu kuhitung luasnya pengorbananmu. Namun aku dapat memastikan bahwa engkau bukanlah sebuah tulisan yang dapat kuhapus kapanpun aku mau. Aku mau menjadikan mu sebagai pengalaman yang kian hari kian membekas dalam ingatanku.

Sebelum kuakhiri kisahku, dimana kata sayang dan cinta menjadi pelangi yang bersinar di angkasa, menjadi purnama di malam kelam, dan mentari di awal hari. Aku mau suatu saat nanti dimana dan kemanapun engkau pergi merajut kasih tetaplah menjadi dirimu yang sekarang ini, yang kukenal dan kusayangi. Biarkanlah dirimu menjadi cinta yang memiliki sekeping hati yang mampu membawa suasana menjadi kenangan.

(Baca juga: Ayah, Ibu || Puisi Millia Prisetya)

     *Oleh: Sr. Patri Firtika, SSpS. Saat ini sedang bermisi di Boto-Lembata.

Post a Comment for "Senja dan Kenangan || Cerpen Sr. Patri Firtika, SSpS"