Renungan Minggu Biasa XXXI || Kasih sebagai Fondasi Iman
(Foto; Dokumen pribadi Fr. Aping Suwardi, SVD)
Oleh: Fr. Aping Suwardi, SVD
Bacaan Injil Markus 12:28-34
Salah
satu fungsi agama adalah mengatur hubungan atau relasi manusia dengan Tuhan
dan sesama. Dari sini munculah berbagai hukum, perintah dan larangan. Hal ini
dapat kita lihat dalam realitas kehidupan manusia setiap harinya. Orang lebih
menyibukan diri dengan memperhatikan aturan-aturan seperti cara berpakaian,
sikap liturgis dan lain-lain. Dan manusia merasa puas dan “beragama” ketika
menjalankannya.
Dalam injil Markus, Yesus mengkritisi orang Farisi dan ahli-ahli Taurat oleh karena mentalitas mereka yang buruk. Mereka menuntut orang untuk taat pada aturan agama tanpa melihat ke dalam dirinya. Hal yang menarik adalah ketika salah seorang ahli Taurat bertanya tentang perintah yang utama. Dan Yesus menjawab dan menekankan pada hukum kasih baik terhadap Tuhan, sesama dan juga diri sendiri. Kasih itu bukan perasaan melainkan ketulusan hati untuk berkorban bagi kemuliaan Allah dan sesama.
(Baca juga: Isi kepala Lelaki Pemberontak || Cerpen BD)
Kasih
menjadi wujud tertinggi umat kristiani. Sebab dalam kehidupan kita umat Kristen
kasih menjadi dasar dalam membangun relasi yang baik dengan sesama terutama
kepada Allah. Kasih atau cinta kita manusia menjadi jawaban atas cinta Allah. Kasih
itu murah hati, panjang sabar dan tidak sombong. Penyerahan diri secara total kepada
Allah menjadi prioritas utama kita.
Jalan
untuk mewujudkan itu, kita perlu mencintai dan mengasihi sesama sebab kita
semua adalah citra Allah. Kita melihat sesama sebagai “Aku yang lain”. Karena itu
wujud kasih dapat tercapai ketika kita terlebih dahulu mencintai pribadi kita
sendiri. Dalam kasih ada kekuatan, dan orang yang saling mengasihi menjadi kuat
karena ia mampu mengalahkan keegoisannya demi orang lain.
(Baca juga: Setelah Pergi; Kamu tak Menemukan Jalan Pulang || Puisi Ocha)
Kasih
kepada Allah dan sesama menjadi hukum utama. Ini merupakan fondasi bagi hukum
dan aturan. Hukum kasih menjadi pedoman untuk mengukur apakah hukum dan
peraturan itu sesuai dengan kehendak Allah atau sebaliknya.
Kita
orang katolik menjadikan kasih sebagai fondasi dalam relasi dengan Tuhan dan sesama. Kasih
itu harus dilakukan dengan ketulusan hati. Tanpa kasih, hidup kita hanyalah
sia-sia saja. Relasi kita dengan sesama hanyalah manipulasi.
Post a Comment for "Renungan Minggu Biasa XXXI || Kasih sebagai Fondasi Iman"