Renungan Minggu Biasa XXVIII || Juallah Hartamu dan Ikutlah Aku
(Sumber gambar: gbtngesrep.org)
Bacaan Injil: Markus 10:17-30
Seorang berlari mendatangi Yesus, sambil berlutut di hadapan-Nya ia bertanya, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh kehidupan yang kekal?”. Pertanyaan ini lahir dari rasa kepercayaan diri sebab ia telah melakukan apa yang diperitahkan oleh Yesus.
Serentak, ia juga ingin mendapatkan pujian yang lebih dari Yesus. Ia merasa dirinya sudah layak untuk memperoleh kehidupan yang kekal. Tetapi di luar dugaannya, Yesus memberi jawaban yang membuatnya kecewa “Hanya satu lagi kekuranganmu; pergilah jualah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin”.
***
(Baca juga: Surat-Latang-hi-Enu)
Dalam teks, tidak dijelaskan secara detail tentang siapakah orang yang datang bertemu Yesus itu. Teks hanya menampilkan kata “seorang”. Di sini, kita bisa menafsir secara jelas bahwa yang datang itu adalah orang kaya. dalam percakapan awal, ia menyebut Yesus sebagai Guru yang baik. Di sini ia harus memilih antara harta atau guru yang baik. Dapat kita lihat dalam teks, ia lebih memilih hartanya dari pada memilih Yesus.
Karena ia lebih memilih hartanya maka ia kehilangan relasi dengan guru yang baik itu. Ia pulang kerumahnya dengan perasan kecewa. Ia telah berjuang mengumpulkan hartanya tetapi malah harus rela membagikannya pada orang lain. Kita bisa melihat perkataan Yesus “juallah harta milikmu”, orang itu pergi dengan perasaan kecewa.
***
(Baca juga: Tentangmu-dalam-Secangkir-Kopi-Pada)
Kekayaan duniawi sering kali menghambat relasi kita dengan Tuhan. Kita sering memfokuskan diri pada pencarian harta duniawi dari pada harta surgawi. Yesus kembali mengaskan bahwa ketika seorang bergantung pada kekayaan duniawi, ia sulit sekali masuk ke dalam kerajaan surga (Mrk, 10;23-25).
Hal ini digambarkan dengan seekor unta yang sulit masuk ke dalam lubang jarum. Orang kaya hanya memikirkan tentang harta duniawi, lalu bagaimana ia bisa masuk ke dalam kerajaan surga?. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Seseorang yang percaya akan kuasa Allah yang sanggup mengubah hatinya. Seseorang yang selalu mengandalkan harta duniawi dan akan berbalik lebih mencari harta surgawi.
Pesan dari perikop injil ini adalah; carilah harta surgawi maka yang lain akan ditambahkan. Lebih baik kehilangan segala sesuatu di dunia, tetapi kita mendapatkan keselamatan bersama Kristus. Jangan pernah menjadikan harta duniawi sebagai penghambat relasi kita dengan Tuhan.
Post a Comment for "Renungan Minggu Biasa XXVIII || Juallah Hartamu dan Ikutlah Aku"