Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Herlina dan Doa Rosario || Cerpen BD

 

(Sumber gambar: id.wikihow.com)


Romantis itu tak selamanya jalan-jalan berdua ke pantai, naik gunung, panjat pohon, dll. Tak selamanya pergi ke tempat-tempat indah dengan mengendarai motor besar atau duduk berdua di bawah lelangit malam. Romantis juga, cukup dengan mengajaknya pergi berdoa Rosario. Bahkan itu lebih dari  romantis.

Sudah tiga tahun aku menjalin hubungan dengan Herlina. Ada banyak kenangan yang indah yang telah kami lewati bersama. Kenangan-kenangan yang membuat kami semakin erat. Mulai dari kisah di pantai sampai saling berkunjung ke rumah. Sangat romantis, apalagi dikala itu hujan masih setia membasahi bumi.

 Kami berdua duduk santai di tepi pantai. Kami asyik menyaksikan ombak yang sedang ganas menghantam karang. Perahu-perahu nelayan terombang-ambing. Sedangkan ikan terbang masih setia berterbangan, menari-ria dengan hujannya yang datang dengan santai.

(Baca juga: Hujan-Malam-dan-Kerinduan-Kasih)

***

Sore itu menjadi kisah indah, apalagi Herlina menyandarkan kepalanya pada bahuku. Sesekali aku memandang matanya yang lentik. Senyumnya masih seperti dulu, saat kami awal berkenalan di dermaga itu. Dengan wajah malu-malu ia menatapku dengan tatapan yang indah. Sesekali ia berkata “Kak, kumismu itu terlalu panjang” sambil tersenyum.

Kamipun tertawa lepas bersama deruan ombak. Ia gadis yang sekian aku kenal. Tetapi ia gadis pertama yang membuat aku betah, membuat aku bertahan duduk lama di tepi pantai itu. pokoknya ia adalah eden surga yang masih ranum. Aku tak berani menyakiti hatinya yang tulus. Itulah janjiku di tepi pantai itu, janji yang disaksikan oleh dunia. Betapa aku sangat mencintainya.

***

Kini kami menjadi sepasang kekasih yang tak mau dipisahkan oleh jarak dan waktu. Kami sama-sama pandai mengisi dan merawat rasa bosan dengan tingkah-tingkah yang konyol. Herlina, gadis yang humoris dan pandai mengatur suasana. Jika sudah jenuh, ia mulai bernyanyi dengan suara khasnya. Pokoknya unik dan menarik. Kisah kami sudah dikenal oleh sekian banyak orang.

Ia pernah merasa ketakutkan. Ia takut aku pergi dengan cara yang kejam. Melepaskan ia yang masih sayang-sayangnya. “Kak, jangan pernah pergi dariku”. Itulah kalimat yang pernah ia ucap. Ia trauma dengan masa lalunya. Saat ia mencintai dengan sungguh, tiba-tiba lelaki itu pergi semaunya. Kini giliranku mengobati lukanya. Memang itu pekerjaan yang sulit tetapi aku percaya dengan waktu.

(Baca juga: Cinta-Terhalang-Pagar-Tuhan-Cerpen)

***

Bulan Oktober merupakan bulan yang kami nanti-nantikan. Soalnya kami sama-sama suka berdoa Rosario. Ia pernah marah di saat aku tak pergi berdoa. Ia mengamuk sejadi-jadinya “Mau jadi ayah, tapi malas berdoa”. Ia terlalu karismatik.

Tepatnya tanggal satu Oktober, Aku mengajak pergi berdoa di sebuah Gua Maria yang cukup jauh. Aku pikir ia menolak tawaranku, tetapi ia menerimanya dengan senang hati “Intinya pergi berdoa, jangan ke tempat lain”.

***

Kami berjalan menuju gua itu. sambil menikmati pemandangan yang indah. Tangannya melingkar erat di pusarku. Mungkin ia takut terjatuh ataukah ia memaknai sebuah momen. Entahlah!. Sore itu kami berjalan menaiki anak tangga, sesekali ia berkata “Kak, cape juga ya”.

Kami berhenti pada anak tangga yang ke 50. Kami memandang ke bawah, menyaksikan orang-orang yang sedang berjalan menuju gua itu. Rasanya kami tidak sendirian.

 Sesampainya di Gua, kami berdoa dengan cara masing-masing. Ia berlutut sambil memegang Rosario. Sedangkan aku memilih berdiri di belakangnya. “Gadis ini terlalu istimewa” ucapku dalam hati. Selesai berdoa, kami saling menatap, iapun berkata “Kak, sesekali kita berdoa di Gua seberang ya. Di sana juga pemandangannya indah loh”.

Post a Comment for "Herlina dan Doa Rosario || Cerpen BD"