Cerita tentang Rindu; setelah Ia Pergi || Puisi Ocha
(Sumber gambar: radarntt.co)
Cerita tentang Rindu
Padamu
sang saka
Hari
ini terasa diriku diterka sunyi yang mendekap
Seakan
Aku tenggelam dalam nada penantian
Tentang
seorang yang pernah kutitipkan satu harapan
Akankah
ku mampu membayang sosok hadir dirimu di hapadapku ?
Aku
terasa sosokmu bagai sang saka yang menerka kegelapan
Kau
mencoba menyapaku
Dengan
sapaan manjamu yang pernah kau ucapkan untukku
Aku
tak pernah merasa
Sapaan
manjamu membuatku terbangun dari mimpi yang mencekam takdirku
Kaulah
sosok pria yang ku mau dalam mimpiku
Kaulah
sosok pria yang pernah kuceritkan pada teman seperjuanganku
Dan
kaulah pria yang kuharapkan untuk membubuhi rasa rinduku
Kau
pria yang tampan,
Pagi
ini ingin kukatakan.
Aku
Sangat Merindukanmu
(Baca juga: Berwajah Sendu || Cerpen BD)
Untukmu
Hei,
cintaku yang dulu merindang seperti daun,
kini berguguran dibuat musim kemarau hebat.
semoga
saja pohon cinta ini tidak mati di taman yang bernama rindu itu.
Kita
yang pernah seirama mengukir hari yang sepi,
kini tinggal kata-kata yang berwujud sapa.
haruskah
kita menipu perasaan yang masih ada?
Padahal,
sekian centimeter lagi,
jemari itu tinggal menunggu waktu untuk saling
menggenggam.
Tapi
kenyataan belum juga berdamai dengan harapan,
dan
aku masih di sini mengejamu seperti dulu.
(Baca juga: Bangku Kota dan Sejuta Kenangan || Cerpen BD)
Harapan telah Usai
Aku
kira suatu harus nanti kita berdua akan berikrar di depan Altar-Nya
Namun,
nyatanya
tidak.
hari
ini engkau memang mengucapkan janji suci,
bukan dengan aku tapi bersama teman-temanmu,
dengan sebuah stola yang menggantung di pundakmu.
(Baca juga: Mahasiswa Semester V Program Filsafat STFK Ledalero Melakukan Penghijauan di Pantai Magepanda)
Oleh; Ocha. Saat ini berdomisili di Wailiti-Maumere.
Post a Comment for "Cerita tentang Rindu; setelah Ia Pergi || Puisi Ocha"