Berwajah Sendu || Cerpen BD
(Sumber gambar: portaljember.pikiran-rakyat.com)
Jikalau physical distancing sebagai alasan agar kita
tidak bertemu, tetapi tak ada alasan lagi untuk kita tak saling merindu. Biar hanya
sekadar tanya kabar. Itu sudah lebih dari cukup. Tetapi Semuanya sama, antara
pertemuan dan rindu sama-sama jauh.
Engkau menjadi wanita paling cuek yang aku kenal. Suka memberi harap, lalu hilang dengan cara yang kejam. Memang begitulah wanita, hari ini bilang cinta lalu besoknya bilang rindu dan lusanya mulai menghilang.
Engkau sukar sekali untuk aku temui. Bahkan dalam
medsos engkau suka menghilang. Mungkin karena engkau terlalu sibuk dengan
pekerjaanmu. Kalau itu aku maklumi saja tetapi soal rindu engkau juga tak
pernah. Setiap kali aku berkata “Enu aku
rindu”.
***
(Baca juga: Bangku Kota dan Sejuta Kenangan || Cerpen BD)
Engkau hanya memberi respon seadanya. “Jhmmmm”. Itu menyakitkan sekali. Caramu cukup sadis, pelan tapi berlahan. Bukankah kita telah menjalin hubungan lebih dari tiga tahun. Itu waktu yang lama, tetapi engkau anggap itu biasa-biasa saja. Tak ada yang lebih special dari waktu kerjamu.
Jika engkau sudah bosan, tolong katakan sejujurnya. Aku juga tidak mempersoalkannya. Intinya saling jujur, itu jauh lebih baik dan bijak. Atau mungkin engkau menjadikan aku sebagai koleksi dari sejarah hidupmu. Cukup konyol. Kalau memang engkau sudah ada yang lain, tolong beritahu aku. Biarkan aku melepasmu. Melepas segala rindu yang kian menumpuk.
***
(Baca juga: Mahasiswa Semester V Program Filsafat STFK Ledalero Melakukan Penghijauan di Pantai Magepanda)
Dua minggu yang lalu aku melihatmu pergi dengan yang lain. Aku hanya mengela nafas. Mungkin itu kakakmu. Saat aku bertanya soal itu, engkau hanya diam. Tak berkata-kata. Aku juga cepat berbelaskasih saat melihat ekspresimu. Begitu sendu. Mungkin engkau kasihan dengan aku untuk mengatakan sejujurnya. Tolong katakanlah. Tak baik memberi harapan palsu pada yang lain.
Jangan menjadikan “kasihan’ sebagai tameng
untuk mendumpulkan hatimu. Saat ini harapanku hanya satu. Engkau jujur, jika
memang mau pergi. Katakanlah yang sebenarnya, jangan hanya diam,
biar aku tahu dan jalan mana yang harus aku
ambil. Wajah sendumu membuat jalanku berat.
Post a Comment for " Berwajah Sendu || Cerpen BD"