Balada Salib; Tuhan Mati karena Cinta || Puisi Sr. Patri Firtika, SSpS
1///
Inkarnasi Tuhan,
menjadi kisah indah yang toreh dalam
bejana sang kasih Ilahi.
Menelusuri tapak demi tapak yang
enggan memalingkan kepasrahan.
cinta-Mu nan tulus yang terlahir
dari hati,
Sebuah simponi kembali bernostalgia,
mendramatisasi peristiwa Golgota
yang kian terngiang bersama waktu yang terus bercerita.
Tubuh-Mu dipasung demi kami.
Salib adalah rahmat penjelmaan,
ketulusan, dan ketaatan sebagai
tanda kerendahan hati-Mu yang paling dalam,
Sebuah kasih yang menebus
kemenangan.
Bila disederhanakan dengan
kata-kataku,
Indraku semakin tak mampu mengerti dan
melampaui rencana-Mu,
Tuhan, cinta amat agung,
Melebihi segalanya.
2///
Yah, rencana-Mu,
Engkaulah Allah dan juga manusia
yang merasakan pedihnya hidup
Merasakan bagaimana harapan
direnggut oleh keegoisan.
Hadir-Mu seolah menjadi tak berarti.
Ego diri semakin memuncak,
Di saat namam-Mu terus bergaung ke
seluruh penjuru.
Insan mulai bersajak dalam
kebencian,
“Salibkan Dia”
Mulai mendendang irihati,
Rasa angkuh semakin menjerit.
Slogan kebencian terus bergema.
Engkau, Tuhan tak gentar,
Tak menyerah memanggul salib,
sambil menahan pedih.
Tuhan, cinta lebih luas, dari
samudera.
3///
Narasi kembali bergaung,
Cinta Allah yang terurai dalam
belas kasih yang pasti,
Tertuang dalam iman yang dalam,
terwujud dalam Darah Anak Domba yang tak bernoda.
Salib hina menjadi jalan cintaNya.
Tak perlu menangis,
Pahamilah artinya.
Namun tak ada satu kata yang jelas
terungkap.
“Ampunilah mereka”
Inilah kata-kata-Mu sebelum
lambung-Mu ditusuk.
Menikam cinta yang terlahir dari
paras-Mu yang suci nan mulia.
INRI terpampang jelas di atas
kepalaMu.
Membias kebenaran yang tak
terpungkiri.
Mahkota-Mu adalah salib dan
penderitaan.
4///
Engkau tak pernah menolak,
tak pernah memberontak,
tak pernah mengeluh bahkan tak pernah lari
dari kenyataan.
Saat saat seperti ini justru
menambah luka dalam diriku,
luka yang tak pernah sadar akan
kehadiran-Mu,
luka yang disebabkan oleh dosa,
Hatiku kembali mengajak ku pergi.
Pergi dari setiap kenyataan hidup
yang hanya meninggalkan luka yang tak dapat kusesali.
Di sini dan saat ini kembara kasih
kian meluap.
Menawarkan cinta yang tak bersyarat.
Itulah cinta Mu yang sangat
berharga.
*Oleh: Sr. Patri Firtika, SSpS. Saat ini sedang bermisi di Boto-Lembata.
Post a Comment for "Balada Salib; Tuhan Mati karena Cinta || Puisi Sr. Patri Firtika, SSpS"