Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Aletheia Ledalero mengadakan Bincang Sastra Bertema; Kebijaksanaan Hidup dalam Seni Berpantun

 

Ledalero-nerapost.eu.org|| Kelompok teater Aletheia Ledalero mengadakan bincang sastra dengan bertema: Kebijaksanaan Hidup dalam  Seni Berpantun pada Kamis, 21/10/2021. Kegiatan ini merupakan program dari kelompok teater Aletheia Ledalero. Kegiatan berlangsung di halaman depan Aula St. Thomas Aquinas Ledalero dan kegiatan dimulai pukul 19:30 WITA

Pemateri dalam kegiatan ini adalah P. Leo Kleden, SVD yang merupakan dosen hermeunetika STFK Ledalero, dipandu oleh Fr. Yudi Jehali, SVD selaku moderator dan Fr. Ertus Pangu, SVD selaku Master of Ceremonynya. Sebagian besar peserta yang hadir adalah  mahasiswa, dosen STFK Ledalero dan beberapa orang dari komunitas KAHE Maumere. Kegiatan Bincang-bincang ini, juga ditanyangkan dalam youtube Aurelia Morgan.

(Baca juga: Malam yang Sepi dan Ranjang Mulai Berbisik tentang Hujan || Antologi Puisi BD)

Sebelum memulai kegiatan P. Felix Baghi, SVD selaku  moderator kelompok tetater Aletheia memberikan sambutan singkat “Ada banyak mahasiswa STFK Ledalero yang suka menulis naskah drama, naskah teater, puisi, dll. Sehingga kegiatan ini amat penting. Apalagi P. Leo yang mahir dalam membaca sastra daerah. Sekiranya kegiatan ini dapat menyelami Filsafat dan Teologi yang kita belajar di sini”. Kata P. Felix Baghi, SVD. Setelah sambutan dari Moderator dilanjutkan dengan menyanyikan lagu  daerah NTB “Pai mura rame-rame” yang dibawakan oleh Akustik Aletheia Ledalero.


(Foto susana bincang sastra Aletheia Ledalero|| Fr. Damian, SVD)

Dalam pemaparan materinya P. Leo, SVD menekankan tentang macam-macam pantun serta ia juga menegaskan pantun adalah karya sastra lama yang kaya akan makna. “Pantun tergolong dalam sastra lama, yang kaya akan makna. Meski ditulis dengan beberapa baris saja tetapi kalau kita mendalami secara utuh, di sana kita akan menemukan makna yang amat dalam untuk kehidupan kita” kata P. Leo, SVD. Beliau juga membacakan sekian banyak pantun nusantara. “Pantun merupakan warisan budaya asli nusantara yang harus dijaga” lanjut P. Leo.

(Baca juga: ANBK 2021; Terobosan Baru Menembus Batas)

 “Pembaca nan budiman akan menemukan sendiri tema-tema lain yang relevan dan menarik. Sapaan pembuka ini hanyalah sekadar pengantar. Selebihnya diserahkan kepada kreativitas seni para pembaca sendiri untuk menafsir dan menanggapinya” kata P. Leo, SVD dalam menutupi materinya.

Sebelum masuk kesesi tanya-jawab, peserta diskusi dihiburi dengan lagu yang dibawakan oleh Akustik Aletheia Ledalero. Diskusi berjalan seru. Semua peserta turut terlibat aktif dalam berdiskusi. Ada sekian banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta diskusi. 

(Baca juga: Gol Spektakuler Sonny Kellen Menggagalkan Kemenangan Barendos FC)

Mengakhiri diskusi P. Felix mengucapakan terima kasih kepada semua peserta yang hadir teristimewa kepada P. Leo selaku pemateri diskusi. Tetapi sebelumnya Akustik Aletheia Ledalero menyanyikan patun "Keroncong Kemayoran" lalu dilanjutkan dengan sepatah kata dari P. Felix selaku moderator Aletheia.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada semua peserta yang hadir, kelompok Tetater Tanya Ritapiret, komunitas KAHE Maumere yang sempat hadir. Teristimewa saya mengucapkan terimaskih  kepada Pater Leo selaku pemateri yang membawa kita ke dalam suatu seni berpantun. Untuk agenda selanjutnya, yang masih menjadi wacana, saya dan Pater Leo, merencanakan untuk mencari drama klasik yang terkenal untuk kita baca dan mendalaminya dan mungkin juga akan kita pentaskan” kata P. Felix. 

Post a Comment for "Aletheia Ledalero mengadakan Bincang Sastra Bertema; Kebijaksanaan Hidup dalam Seni Berpantun"