Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berpikir Positif, Jangan Cemburu

 Renungan Minggu Biasa XXVI

 Bacaan Injil: Mrk, 9:38-43, 45. 47-48


(Sumber gambar: Fparokicikarang.or.id)

Sabda Tuhan hari ini secara gamblang menampilkan sikap para murid yang cemburu dan iri hati. Mereka cemburu  dan iri hati dengan yang lain, yang bukan pengikut Yesus tetapi mampu mengusir setan dalam nama Yesus. Ada bersama Yesus merupakan kesempatan yang istimewa bagi para murid. Mereka banyak menimba hal baru khususnya berkaitan dengan karunia-karunia khusus.  Mereka mampu mengusir setan dan menyembuhkan yang sakit.

Dalam injil menampilkan sikap Yohanes merasa kurang senang ketika melihat  ada orang lain yang bukan bagian dari para murid mampu mengusir setan dalam nama Yesus. Yohanes tidak menerima dengan kenyataan itu, ia protes kepada Yesus agar Yesus bertindak tegas terhadap orang itu. Yohanes mengingkan Yesus untuk melarang dan mengutuki orang itu. Akan tetapi justru sebaliknya, Yesus malah menegur Yohanes “Jangan mencegah dia, barang siapa tidak melawan kita, ia ada dipihak kita”.

***

Baca juga: - Aku-Petani-Puisi-Erlin-Efrin

                  - Wanita-09-November

Sikap cemburu, iri hati dan curiga dari Yohanes hampir pasti terjadi juga dalam diri kita. Kita cemberu melihat orang lain yang melakukan lebih dari kita. Kita mulai iri hati di saat orang lain berhasil melakukan sesuatu. Kita enggan untuk mengapresiasi atau mendukung karya-karya orang lain. kita malah membangun suatu sikap yang tidak baik (cembur, iri hati bahkan sampai pada sikap dendam). Perasan-perasaan itu muncul lahir dari merasa tersaingi, direndahkan, diremehkan dan diabaikan.

Hari ini Tuhan mengajak kita untuk terus mengolah  hati dan pikiran kita, sehingga kita mampu menjadi pribadi-pribadi yang terbuka dan berpikir positif. Memang mengolah hati dan pikiran itu cukup sulit dikarenakan kita telah membangun suatu ‘kebencian’ kepada orang lain. Tetapi kita yakin dan percaya Yesus selalu menuntun kita dalam setiap perjalanan hidup harian kita. Dengan demikian kita mampu menyadari kehadiran tuhan dalam diri kita dan dalam diri orang lain.