Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Harian Mama


(Sumber Gambar: www.kompasiana.com)

"Suara mama dari sudut yang paling sunyi, berterik dengan lantang "Nak, pulang dengan sukses". Itulah harapan yang paling tinggi. Kasihnya semakin lebar, di saat anak-anaknya sukses dan bahagia".

Bukan saatnya lagi aku bergaya-gaya. Memakai pakaian yang mahal dan mewah meriah. Bukan juga saatnya untuk berdandan seanggun mungkin. Masa-masa itu telah aku usai. Kini yang harus aku buat, bagaimana cara agar anak-anak dapat bahagia. Sebab usiaku makin tua. Tinggal hitung hari aku akan pamit. Biarkan itu sebagai kasih yang paling indah bahwa mereka bahagia karena aku yang melahirkan mereka. Baju mahal saatnya untuk kamu, dandan sedemikian mungkin. Biarkan orang lain berkata “Cantik-cantik dan ganteng-ganteng anak-anakmu”.

 Aku bahagia dengan itu. tetapi yang perlu kamu ingat, jangan melakuakn itu di luar batas kemampuanku. Ingat aku di rumah, seadanya saja. Makan secukupnya. Bahkan kalau sakit, minum obat juga agak jarang. Aku kumpul semua itu demi kamu. Sekolah baik-baik anak. Biar kamu menjadi orang di kemudian hari. Jangan pernah menjadi sepertiku. Tiap hari berjemur di bawah panas terik matahari. Kamu harus lebih dari itu. sandal yang sudah usang menjadi alas kakiku, kamu harus lebih.  

    Baca Juga: Ruangan-Kuliah

***

Aku bahagia telah melahirkan kamu sekalian. Sembilan bulan aku merawatmu dalam rahimku. Sering mual, sakit pinggang. Merawat tubuhmu yang rentan rapuh adalah tanggung jawabku yang besar. Aku tidak soal. Itu tanggungjawabku. Kini kamu telah tumbuh menjadi anak-anak yang luar biasa. Anak-anak yang pandai. Kamu pernah menyakiti hatiku tetapi aku tidak simpan itu sebagi beban. Karena aku tahu kamu adalah bagaian dari diriku.

 Kisah merawat dan menumbuhkan penuh dengan suka dan duka. Di saat aku tak memiliki apa-apa, aku harus berjuang untuk memenuhinya. Engkau menangis, hatiku semakin iba. Engkau terluka, rasanya aku juga ikut terluka. Perjuanganku belum berakhir, di saat kalian semua belum meraih titel sarjana. Aku tetap berjuang, mengais dari tanah.

        Baca Juga: Iman-yang-Bersemi-Puisi-Millia-Presetya

***

Anakku, kamu tak perlu tahu dukaku. Kamu tak perlu tahu derita yang sering menjarat. Biarkan aku dan Tuhan yang tahu. Kamu masih terlalu belia untuk mengetahui itu. berjuanglah terus, jangan pernah menyerah. Apalah gagal di tengah  jalan hanya karena alasan spele. Uang bukan soalmu, itu soalku.

 Anakku jika Tuhan cepat memanggilku, kamu tetap berjuang. Jangan pernah menjadikan aku sebagai alasan. Jangan pernah menjadikan aku sebagai jawaban kegagalanmu. Pergilah, terlus berlayar sampai dalam. Biarkan aku memandangmu dari ketepian bahwa anakku sedang bertarung demi hidupnya. Doaku selalu melangkah jalanmu.

Post a Comment for "Catatan Harian Mama"