Catatan Harian Mama
Bukan saatnya
lagi aku bergaya-gaya. Memakai pakaian yang mahal dan mewah meriah. Bukan juga
saatnya untuk berdandan seanggun mungkin. Masa-masa itu telah aku usai. Kini yang
harus aku buat, bagaimana cara agar anak-anak dapat bahagia. Sebab usiaku makin
tua. Tinggal hitung hari aku akan pamit. Biarkan itu sebagai kasih yang paling
indah bahwa mereka bahagia karena aku yang melahirkan mereka. Baju mahal
saatnya untuk kamu, dandan sedemikian mungkin. Biarkan orang lain berkata “Cantik-cantik dan ganteng-ganteng anak-anakmu”.
Aku bahagia dengan itu. tetapi yang perlu kamu
ingat, jangan melakuakn itu di luar batas kemampuanku. Ingat aku di rumah,
seadanya saja. Makan secukupnya. Bahkan kalau sakit, minum obat juga agak
jarang. Aku kumpul semua itu demi kamu. Sekolah baik-baik anak. Biar kamu
menjadi orang di kemudian hari. Jangan pernah menjadi sepertiku. Tiap hari
berjemur di bawah panas terik matahari. Kamu harus lebih dari itu. sandal yang
sudah usang menjadi alas kakiku, kamu harus lebih.
Baca Juga: Ruangan-Kuliah
***
Aku bahagia telah melahirkan kamu sekalian. Sembilan bulan aku merawatmu dalam rahimku. Sering mual, sakit pinggang. Merawat tubuhmu yang rentan rapuh adalah tanggung jawabku yang besar. Aku tidak soal. Itu tanggungjawabku. Kini kamu telah tumbuh menjadi anak-anak yang luar biasa. Anak-anak yang pandai. Kamu pernah menyakiti hatiku tetapi aku tidak simpan itu sebagi beban. Karena aku tahu kamu adalah bagaian dari diriku.
Kisah merawat dan menumbuhkan penuh dengan suka dan duka. Di saat
aku tak memiliki apa-apa, aku harus berjuang untuk memenuhinya. Engkau menangis,
hatiku semakin iba. Engkau terluka, rasanya aku juga ikut terluka. Perjuanganku
belum berakhir, di saat kalian semua belum meraih titel sarjana. Aku tetap
berjuang, mengais dari tanah.
Baca Juga: Iman-yang-Bersemi-Puisi-Millia-Presetya
***
Anakku, kamu tak perlu tahu dukaku. Kamu tak perlu tahu derita yang sering menjarat. Biarkan aku dan Tuhan yang tahu. Kamu masih terlalu belia untuk mengetahui itu. berjuanglah terus, jangan pernah menyerah. Apalah gagal di tengah jalan hanya karena alasan spele. Uang bukan soalmu, itu soalku.
Anakku jika Tuhan cepat memanggilku, kamu tetap berjuang. Jangan pernah menjadikan aku sebagai alasan. Jangan pernah menjadikan aku sebagai jawaban kegagalanmu. Pergilah, terlus berlayar sampai dalam. Biarkan aku memandangmu dari ketepian bahwa anakku sedang bertarung demi hidupnya. Doaku selalu melangkah jalanmu.
Post a Comment for "Catatan Harian Mama"