Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Brevir Tua || Cerpen BD

 

 (Sumber Gambar: www.mirifica.net)

Pagi itu Yolanda datang hendak mencicipi sepiring sabda pada meja hidangan ekaristi Tuan pesta. Ia datang dengan dandanan yang anggun dan mempesona. Ia mengambil tempat, tepat pada tempat duduk Antonius. Sudah pasti bahwa pada tempat duduk Antonius di penuhi dengan buku-buku doa yang menjadi agenda rutinias hariannya. Setiap kali Yolanda memandang dari setiap buku yang ada pada bangku Antonius, mulai dari Madah Bakti, Yubilate, Syukur Kepada Bapa.

Akan tetapi Yolanda amat tertarik pada sebuah buku yang bertuliskan “Ibadat Harian”. Dengan gugup ia memberanikan diri untuk mengambil buku tersebut. Yolanda tidak ada niat untuk membukanya sebab ia tahu buku itu terlalu kudus untuknya. Entah kenapa rasa penasaran Yolanda semakin menjadi setelah ia melihat cover belakang dari buku tersebut yang bertulis “Diam adalah caraku yang paling khusyuk untuk memujaMu”, pada bagiam bawah tulisan bertuliskan nama Antonius.

Baca juga: Wanita Penikmat Jidat

Yolanda mengumpulkan niat dan tekatnya untuk membuka isi buku tersebut. Ia melihat isi dalamnya hanya kitab-kita mazmur dan membuat dirinya semakin tidak mengerti. Dalam benaknya ia berujar “doa apa ini”. Yolanda pun kembali menutup buku tersebut, lalu menyimpan pada tempatnya. Setelah perayaan ekaristi Yolanda semakin penasaran dengan pemilik buku itu. kira-kira Fr. Antonius ini yang mana?, apakah yang sering saya jumpa pada saat katekese di KUB ku. “Pergilah,engkau diutus”, tanda korban Tuhan telah selesai. Yolanda cepat mengambil secarik kertas dari tasnya lalu menuliskan surat “Kk  Fr. Anton, salam kenal”. Yolanda juga tidak lupa menuliskan nomor hpnya serta alamat akun FBnya. Sekiranya Anton bisa mengetahui pemilik dari surat itu.

***

Setelah sampai di rumah, Yolanda mulai sibuk mencari nama akun FB Antonius, tetapi tidak ada. Yang ada hanya Antonius berdarah barat. Lalu Yolanda kembali mengusap keningnya “iiihhhh…. Kk Anton ini pasti tidak ada FB”. Lalu ia membiarkan HPnya berada pada jaringan yang baik, sekirannya pas Anton telepon, ia langsung mengangkatnya. Menanti pada telepon tak kunjung datang lalu mencarinya pada akun Fb tak kunjung ada, membuat Yolanda semakin frustasi. “Eehhh….jangan-jangan Kak Anton itu sudah keluar, tetapi kenapa bukunya masih ada di tempat itu”, kata Yolanda disela kesibukannya main hp.

Tiba-tiba hpnya berdering, ia dengan cepat mengangkatnya, lalu melantunkan suara yang begitu anggun “Hallo, Maaf ini siapa?”. Tiba suara dari sebelah langsung menyambaranya “Heii rimpat..ini saya Om Tinus. Saya mau tanya apakah bapa dan mama ada di rumah?. Dengan perasaan jengkel Yolanda menjawabnya “iya Om, ada ini”. sekektika itu juga telepon dari Om Tinus langsung terputus. “Sial.. saya kira tadi Kk Anton”, kata Yolanda sambil melemparkan hapnya pada kasur. Saat itu pikiran Yolanda masih terganggu tentang Antonius. Ia penasaran sekali dengan nama itu, apalagi dengan kata-kata puitisnya pada ‘brevir’ itu.

***

Hari itu Yolanda hilir-mudik tidak jelas. ia bingung mau buat apa. Lagi-lagi nama Antonius selalu mengisi pada waktu dan tempat di mana Yolanda berada. Sesekali ayahnya bertanya “engkau kenapa nona?”. Yolanda dengan tegas menjawabnya “ihhhhh…kk anton ini k, buat saya stress saja”. Ia pun sadar bahwa ia belum pernah bertemu, apa lagi berkenalan dengannya, kohg…saya jadi stress begini. Tiba-tiba HPnya kembali berdering, dengan cepat Yolanda meraih HP lalu mengangkatnya. Sebelum Yolanda menyanpanya tiba-tib dari seberang langsung berkata “Kk Yola, Saya boleh pinjam Helm k?”. lagi-lagi dengan perasaan jengkel ia menjawabnya “Helm sudah di bawa oleh adik tadi”. Ia pun memutuskan sambungan telepon itu.

“Kenapa sih, mereka telepon pada momen-momen seperti ini. semua yang telepon pun nomor baru”, cetusnya. Penantian yang tidak pasti membuat Yolanda semakin frustasi. Lalu ia menyimpan hpnya di tempat yang ada jaringan. Pada saat yang sama, ayahnya menyuruh untuk membelikan rokok di Kiosnya tanta Vero. Ia pergi tanpa membawakan HP. Setelah Yolanda pulang, ia melihat ada 4 panggilan tak terjawab dari nomor yang tak dikenal. Pada saat yang sama juga ia membuka pesan masuk dari nomor tersebut “Salam kenal juga untukmu, Yolanda”.

***

Langsung ia lompat kegirangan ‘”Yesss.. akhirnya aku bisa berkenalan dengan Kk Anton”. dengan cepat ia menelepon nomor dari pesan tersebut. Yolanda ingin sekali untuk mendengar suara dari Anton. tetapi panggilannya tidak masuk yang ada hanya pernyataan dari seorang wanita yang berkata “nomor yang anda tuju sedang di luar jangkauan”.

 Yolanda pun semakin kesal “baru SMS juga, ehh…tiba-tiba tidak aktif lagi”. Singakatnya kerinduan dari Yolanda untuk lebih mendalam bekenalan dengan Anton kian terpupus. Setiap kali ia mencoba menghubungi anton selalu berada di luar jangkauan. Rasa Yolanda pun hanya ada pada ‘brevir’ lalu disempurnakan pada salam kenal juga Yolanda.

Post a Comment for "Brevir Tua || Cerpen BD"