Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Herlina; Wanita Pencipta Rindu|| Puisi BD

 

(Foto Pribadi Herlina)

 'Sangkamu aku cukup mahir mengolah rindu yang sedemikian tumpuk. Sekali tidak. Itu terlalu banyak dan membuat aku tak berdaya. Semakin engkau mencecernya, semakin itu juga akan terus menumpuk hingga akhirnya aku tunduk dan tak berdaya. Pokoknya tak ada cara lain, selain aku menumpahnya  pada bibir malam agar ia terbang pada suakanya. Bahwa aku juga merasa  hal yang sama' (BD)


1///  Aku masih setia mengeja namamu,

nama yang telah bertahta pada singgasana.

Mungkinkah belum sadar akan itu.

Jika demikian, aku akan berujuar lagi pada Dia.

Aku mau ingin memilikimu seutuhnya.

Itu tergantungmu,

jika aku sudah layak menjadi panggeran di tahtamu.


2///  Pada bibir malam yang sudah pekat.

Pada embun yang sudah mencumbui langit.

Pada rasa yang buta,

aku kembali bercelik tentangmu.

Engkau terlalu sadis,

menciptakan rindu yang membuat aku gelisah.

Tak apalah,

itu bukan salahmu.

Salah kita, kita sama-sama mematung sunyi.

Membiarkan rindu itu berceceran pada langit.

 

3///  Dalam sujud yang berujud.

Aku bertengadah pada langit tentangmu yang terlalu mahir menciptakan gelisah.

Lag-lagi, aku tak berdaya pada caramu.

Engkau terlalu magis,

Menghipnotis sekujur tubuhku dengan senyummu.

Sesekali aku berceloteh “Herlina, cukup sudah”

Engkau hanya tersenyum.

Engkau menggila, menciptakan tahta pada ruang sunyi.

Herlina, cukup..!

Biarkan sisa untuk besok penyiksaan ini.

4 comments for "Herlina; Wanita Pencipta Rindu|| Puisi BD"

  1. Replies
    1. 😀😀 pokoknya sengit ehh. Salam banyak untuk ibu Her.

      Delete
  2. Hahahah,,,pasti ibu Her melayang😂😂😂terharu begitu😂😂😂

    ReplyDelete